Simbol Renik Kehidupan Manusia
--Anwar Holid
Bersujud Aku dalam Detail Cipta-Mu
Buku fotografi makro karya Teguh Santosa
Penerbit: Jentera Intermedia, 2013
Halaman: 152 halaman
Format:20 X 24 cm
ISBN: 978-602-17829-0-3
Harga: Rp.187.000,-
Sejak ada di rumah, buku ini jadi rebutan dua anakku, bahkan sampai didekap dibawa-bawa ke kasur segala. Shanti (5 th.) sejak awal takjub atas foto-foto serangga berukuran kecil yang terlihat jadi berukuran raksasa dengan detil warna-warni mencengangkan, sementara Ilalang (13 th.) heran bagaimana foto itu diambil, bahkan kurang percaya betapa gambar itu adalah foto asli, bukan hasil olahan komputer. "Kok bisa kayak gitu sih fotonya?" tanya mereka penasaran.
Buku fotografi ini memuat berbagai drama dunia renik dan rendah yang ditangkap kamera Teguh Santosa, terutama berkisar dari embun, serangga, bunga, dan rumput. Di buku ini embun bisa menjadi butir cermin cembung yang memerangkap segala sesuatu yang ada di sekitarnya, mulai dari kilau cahaya, warna, bunga, bahkan danau, candi, rumah, jembatan, dan candi. Embun juga bisa tampak seperti gugusan alam semesta (planetarium), mencerminkan kosmos beserta keteraturan sekaligus kekacauannya yang indah.
Memanfaatkan teknik fotografi makro (macro photography), Teguh Santosa secara cemerlang menghadirkan mimpi atas dunia yang selama ini sulit disaksikan langsung oleh kebanyakan manusia. Ia seperti reporter penuh dedikasi yang mewartakan kejadian lengkap di wilayah tak terjamah, meski sebenarnya drama itu bisa terjadi sangat di dekat kita, baik halaman, kebun, pekarangan tak terurus, genangan air, atau di balik rerumputan dan pepohonan. Drama itu bisa mencengangkan, mencemaskan, menakjubkan, menakutkan, menyilaukan, tapi bisa juga humoris, bikin senyum, penuh harapan. Kita bisa melihat kerja sama, persaingan, pertarungan, perlawanan, pembunuhan, juga interaksi perkawanan makhluk hidup beda jenis.
Bagi para pecinta dan peminat fotografi, karya di buku ini sudah tampak juara, merupakan awal pencapaian yang bagus sekaligus mencengangkan, tapi belum dan bukan segala-galanya. Sebagaimana diamini semua komentator awal buku ini, foto yang secara teknis bagus dan hasilnya sempurna belum berarti apa-apa jika ia tanpa makna, tanpa nilai, tidak membawa dan menawarkan pesan apa-apa. Teguh Santosa berusaha melampaui harapan dan tantangan awal itu dengan menghadirkan berbagai alegori bagi manusia dalam fotonya, misalnya soal poligami, kekuasaan, harmoni, kerja keras, kebanggaan dan prestasi, juga spiritualitas, renungan, dan kedalaman hati.
Dari segi eksplorasi, Teguh tampak belum menjelajah seluruh kemungkinan fotografi makro, misalnya memotret uap yang muncul dari tumbuhan dan serangga atau menangkap objek jatuh dan terbang. Tapi itu bukan kekurangan. Barangkali karya di buku ini masih merupakan "proyek pribadi" yang mengawalinya mencintai fotografi. Di buku ini beliau fokus dulu pada objek rendah yang membuatnya harus merunduk dalam arti sesungguhnya ketika memotret.
Lipatan jilid mengurangi kenyamanan menikmati foto. |
Di luar hal teknis, lipatan jilid buku ternyata bisa membuat sejumlah foto berukuran besar jadi kurang enak dilihat. Idealnya foto tampil sempurna per lembar, tidak terhalang oleh apa pun, kecuali ia sengaja disajikan per panel. Ini hanya kekurangan kecil buku ini, selain soal editing tulisan yang kurang cermat. Di luar itu, buku ini sempurna baik untuk dibuka dinikmati lagi dan lagi atau dijadikan koleksi keluarga.[]
Anwar Holid, fotografer amatir.
Link terkait:
http://www.facebook.com/teguhsn4
No comments:
Post a Comment