Friday, June 05, 2020

berjuang membaca quran
~ anwar holid

di pengujung ramadhan 2020 (1441 h) aku tamat baca quran yang aku mulai dari bulan februari 2020. kaum muslim menilai khatam quran merupakan suatu pencapaian, makanya patut disyukuri. tapi bagi orang muslim dewasa, tamat baca quran sebenarnya biasa banget. banyak muslim bisa tamat baca quran berkali-kali dalam setahun, atau bahkan sekali sebulan. aku gak bisa melakukannya.😔 itu artinya baca quranku sangat lelet, kurang banyak, sering mengulang, kurang disiplin dan rutin -- atau lebih tepatnya: masih berjuang membaca quran.

tahun ini aku membarengi baca quran dengan berusaha disiplin baca terjemahan setiap kali selesai baca ayat arabnya. buatku ini istimewa, sebab belum pernah berhasil melakukan sebelumnya. tanpa baca terjemahannya, buatku quran cuma terdengar akrab tapi gak 'bunyi', gak aku pahami, bahkan gak ada artinya. aku ingin ngerti bacaanku, meski niat itu tidak 💯 % berhasil. banyak yang gak aku pahami dari quran, barangkali karena bacaanku sepotong-sepotong dan pengetahuanku tentang quran juga terbatas.

setiap tamat baca quran, aku selalu teringat nenekku dari bapak. dulu aku pernah sampai nangis-nangis belajar baca quran baik dari uwakku atau nenekku. nenekku suka ngageunggeureuhkeun (memperingatkan) aku agar menaruh quran di kepala tiap kali membawanya -- bukan dijinjing atau dipegang begitu saja. baginya, itu adalah bentuk penghormatan terhadap sebuah kitab suci. quran yang aku baca sekarang ialah quran yang dari kecil aku pegang dan baca pelan-pelan atas bimbingan uwak atau nenekku.

baca terjemahan quran itu mencengangkan. aku jadi  bisa merasa tahu dan meraba apa maksud ayat-ayat itu. tapi, baca terjemahan quran juga suka bikin gemetar, terutama soal dosa, ancaman, siksaan, wabah, dan neraka.  sebagian isi quran itu ngeri dan di luar bayangan manusia biasa. orang masuk ke perut ikan raksasa, bapak mau menyembelih anaknya, pejuang keadilan sosial melawan rezim jahanam, praktik sihir, orang saleh miskin, tewas, satu kaum ditelan bumi, seseorang moksa entah bagaimana caranya. gak terbayangkan hal-hal itu bakal terjadi di dunia ini -- bahkan di #onthespot sekalipun. membayangkan betapa ada seseorang yang langsung menerima ayat suci juga merupakan ketakjuban lain.

membaca quran bikin aku sadar ada kosakata yang ternyata terus hadir dalam kehidupan manusia sampai sekarang. contoh quran itu sendiri. 'sihir' membuatku ngebatin: aku gak tau persis itu apa, gak pernah mengalami, gak tahu bentuknya, tapi jelas merupakan hal besar. apa aku alergi pada sesuatu yang asing seperti sihir hingga seumur hidup menghindari, tak pernah mau atau menyelami ilmunya, bahkan secara bawah sadar ketakutan terhadapnya?? kenapa sebagai muslim aku tidak pernah diperkenalkan pada sihir secara pantas?? kalau sihir di zaman dulu bisa dipraktikkan dalam gerakan sosial dan menumbangkan rezim, seperti apakah bentuknya di zaman sekarang???

kosaka-kosakata dalam quran begitu terpelihara. ia hidup, ditafsirkan, ditekankan, disebarkan, dicomot, bahkan kerap menjadi slogan yang menggelorakan. ia bisa misterius. ia menyertai kehidupan manusia. bukan saja kepada orang muslim, melainkan pada siapapun yang membacanya.

puasa ramadhan 2020 berlangsung di tengah wabah global covid-19 yang memaksa banyak perusahaan dan orang mengurangi waktu kerja dan menambah waktu libur. ini membuatku banyak menyempatkan membuka quran. tanpa libur mustahil aku bisa mencicil baca quran selama ramadhan, terutama sebelum buka dan sesudah subuh.

baca quranku masih buruk. atau mungkin malah memprihatinkan.☹️ aku belum belajar meningkatkan kemampuan bacanya, meski sudah dapat saran misalnya di youtube. dengan umur  setua ini sementara bacaan quranku jelek, alangkah malu dan menyesalnya aku jika dibandingkan dengan bocah-bocah yang sedang berlomba menjadi juara hafiz quran.😩😢 aku dulu belajar ngaji di surau dekat rumah, diterangi lampu minyak, dan kami membawa sebotol minyak tanah untuk penerangan surau.

ada fakta menyedihkan, ternyata masih banyak mukallaf  (umat islam yang sudah baligh) yang buta huruf (gak bisa baca) quran. aku pernah menemukan kasusnya di wag khusus muslim. akmal nasery basral bahkan menyatakan jumlahnya secara nasional antara 55 %-60 %. secara garis besar dia bilang dari 5  orang mukallaf  perbandingannya  adalah: 1 bisa baca lancar, 1 bisa baca penuh perjuangan, 3 tidak bisa baca.
😔

sejak beberapa tahun lalu aku niat belajar lebih baik baca quran, tapi belum terlaksana. secara otodidak juga belum.☹️ konpensasinya aku berusaha lebih disiplin membacanya. seorang kenalan yang rajin menamatkan quran bilang begini, 'coba sebelum mulai biasakan berdoa 'ya allah fasihkan aku membaca quran' -- insya allah dilancarkan dan dimudahkan oleh allah.' mungkin dengan begitu kita jadi lebih baik memperhatikan kualitas bacaan sendiri. jujur saja targetku setelah ini sama sekali bukan tergesa-gesa khatam quran, tapi lebih baik meningkatkan kualitas membaca dan memaknainya.[] [halaman ganjil; wartax]

nb: tulisan ini sengaja mengabaikan puebi.