Showing posts with label gowes. Show all posts
Showing posts with label gowes. Show all posts

Tuesday, October 04, 2022

Gowes dan Khatam Al-Qur'an

Oleh: Anwar Holid

 

Pada Desember 2021 aku menargetkan khatam Al-Qur'an pada Mei 2022 (akhir Ramadhan 1443 H). Waktu itu aku indekos di Paseban, Jakarta Pusat. Indekos di situ merupakan pengalaman mengesankan, karena kosan itu memberi layanan sarapan dan makan malam, cuci-setrika, ditambah Wi-Fi (bagi yang mau). Di kosan itu hidupku simpel, tak kerepotan mencuci, setrika, bebersih di luar kamar, cari makanan, masak, dan lain-lain. Aku bisa mengisi waktu luang melakukan yang aku inginkan, seperti olahraga ringan dan baca Al-Qur'an, baik pagi sebelum berangkat kerja atau petang setelah kerja. Di kosan ini aku sempat khatam Al-Qur'an meneruskan daras sebelumnya.

                Baru sebentar ngekos di Paseban tempat kerjaku pindah kantor ke Bintaro, Tangerang Selatan. Di sini aku menempati kamar belakang kantor. Tinggal di kantor yang paling bikin sibuk ialah harus cuci-setrika sendiri dan cari makanan. Kalau mau londri harus ke luar kompleks kantor. Warung paling dekat kantor sekitar 1 km bolak-balik. Tak lama kemudian aku dapat rekomendasi katering. Jadi buat makan siang dan malam tak repot lagi.

                Bintaro adalah kawasan elite. Lingkungannya makmur, maju, tertata rapi, dan nyaman. Jalan-jalan besar beraspal mulus. Pinggiran kawasannya pun bisa dibilang rapi dan bagus, tapi masih banyak sampah berserakan di pinggir jalan dan sebagian ruas jalannya bocel-bocel. Jalan yang bagus dan tidak sangat padat lalu lintas waktu pagi membuat hobi gowesku tersalurkan dengan baik di kawasan ini. Bagi komunitas goweser, Bintaro terkenal dengan Bintaro Loop, yaitu gowes bolak-balik sepanjang Jalan Boulevard Bintaro sekitar 25 km. Rute Bintaro Loop nyambung ke kawasan elite lain di sekitar Tangerang Selatan, seperti Graha Raya, Alam Sutera, BSD, dan Mozia yang memberi kenyamanan lebih bagi pesepeda, terutama pengguna sepeda balap.

                Begitu tinggal di Bintaro hobi gowesku jadi terasa optimal. Hampir setiap pagi aku gowes sekitar satu sampai satu setengah jam. Setelah salat subuh dan beres-beres biasanya aku langsung siap-siap gowes. Aku lebih suka gowes di pinggir kawasan utama Bintaro daripada ke Bintaro Loop. Sebabnya jelas: aku tidak bisa ngebut. Kecepatan rata-rataku di bawah 20 km / jam. Lagi pula gowes ke pinggir kawasan Bintaro lebih berkelok-kelok, variatif, dan jarang berpapasan dengan mobil ngebut. Saking rutin, sejak di Bintaro aku beberapa kali berhasil memenuhi tantangan Strava gowes 800 km atau paling sering 400 km per bulan. Tanpa disadari rutinitas dan disiplin ternyata bisa menghasilkan kejutan.



                Kebiasaan gowes pagi di Bintaro segera menghapus kebiasaanku mengaji habis subuh waktu di Paseban. Akibatnya kemajuan ngajiku tersendat. Memang habis magrib aku berusaha rutin ngaji, tapi biasanya sebentar, hanya sampai menjelang salat isya tiba. Sementara sebelum magrib aku pun kadang-kadang gowes sore setelah kerja atau memilih segera ke Masjid Raya Bintaro Jaya (MRBJ) untuk membaca surat-surat tertentu sesuai keinginan sampai azan berkumandang, tidak meneruskan bacaan sebelumnya. Surat yang suka aku baca di antaranya Ar-Rahman, Al-Mulk, Al-Kahfi, dan Yasin.

                Kebiasaan baru membaca surat-surat tertentu ini mungkin dipengaruhi oleh informasi bahwa surat tersebut memberi berkah, fadhilah atau kemuliaan tertentu bagi pembacanya. Kurang jelas kenapa aku jadi terpengaruh dan tertarik oleh iming-iming berkah. Dari dulu aku kurang tergerak oleh iming-iming semacam itu. Mungkin aku kurang beramal baik, akhirnya jadi ngarep betul pada limpahan berkah. Mungkin ada yang berubah dalam diriku. Mungkin anjuran dari pengajian yang kadang-kadang aku hadiri. Mungkin dari posting wag yang aku ikuti. Mungkin dari lini masa yang melintas di media sosial.

                Karena lebih semangat dan disiplin gowes daripada rutin ngaji, khatam Al-Qur'an baru kelar pada Muharram 1444 H, padahal targetnya akhir Ramadhan 1443 H. Selain gowes, yang bikin aku tersendat melanjutkan baca Al-Qur'an ialah mengerjakan urusan sehari-hari, seperti cuci setrika, cari sarapan, dan beres-beres. Rasanya lama sekali upaya menamatkan Al-Qur'an periode kali ini. Terasa betul gowes lebih prioritas daripada upaya memahami kedalaman Al-Qur'an. Pasti karena gowes lebih mudah dan menyenangkan dilakukan daripada baca Al-Qur'an. Ironik dan mengenaskan. Seorang muslim bisa menjawab tantangan gowes 400 km per bulan, tapi kesulitan menamatkan beberapa juz Al-Qur'an dalam sebulan. Sungguh terlalu. Waktu sampai Juz Amma baru hadir rasa lega dalam diriku. Alhamdulillah, sekarang aku pelan-pelan jalan menyelesaikan juz-juz awal mengulang dan berusaha menamatkan Al-Qur'an.[]

Anwar Holid, tinggal di Bintaro, Tangerang Selatan. Blog: halamanganjil.blogspot.com. Twitter: @nwrhld. IG: @anwarholid.

Wednesday, September 18, 2019


wartax (ki), arinaka (ka).

gowes bandung - cipanas pp 
(sabtu, 14 september 2019)

gempooorrrr....!!!!😬😬😫

itu yang aku rasakan sehabis ikut gowes ke cipanas, cianjur bareng pak ibnu, pak prihadi, dan mas arinaka. gowes bandung - cipanas pp adalah rekor baruku. persis waktu duhur sampai di cipanas , arinaka  ngajak balik ke bandung, biar gak kemalaman pulang. langsung aku iyain. istilahnya 'datang 'tuk ditinggalkan kembali.' gak pake lama.

kami pamit ke pak ibnu yang lanjut gowes sampai ciawi bareng pak prihadi. selesai shalat di masjid restoran simpang raya, kami balik ke cianjur kota, makan sate maranggi buat tenaga pulang ke bandung.

ibnu, prihadi, arinaka adalah goweser dari komunitas lintang itb. mereka sedang latihan persiapan ikut audax randonneurs. aku tertarik ikut, karena sangat jarang latihan ketahanan gowes jarak jauh.

kami start dari gerbang kota baru parahyangan sekitar pukul 07.00. 'kita pelan-pelan saja,' kata pak ibnu sebagai marshal. tapi begitu mengayuh pedal dia selalu gak kelihatan di antara lalu-lalang kendaraan dan tikungan. jadi aku pacu saja mengikuti turunan, berusaha mengejar mereka. selama di turunan panjang citatah-cipatat langsung terbayang bakal berat gowes pulangnya.😰😩


pak ibnu (ki), marshal gowes bandung - cipanas.
dari gerbang di jembatan rajamandala, cianjur, kami gowes datar sampai kota. baru setelah itu jalur mulai terasa nanjak pelan-pelan....  itulah jalan menuju puncak dan ciawi. awalnya target kami sampai puncak pass, baru istirahat, makan, kemudian pulang. rupanya medan ke sana berat, jadi kami beberapa kali istirahat ke warung dan menghabiskan bekal. tiap kali istirahat keringatku bercucuran.
💦💦💦💦





minum cincau, kopi, dan air isotonik sudah...
makan kurma sudah...
makan sale pisang sudah...
bahkan nasi rames pun sudah...
tapi tetap aja gowesnya terasa berat, lambat, dan ngos-ngosan... itu yang bikin kami belum bisa mencapai target sampai puncak pass sesuai perkiraan. mungkin itulah pentingnya determinasi dan tekad lebih kuat menaklukkan medan berat -- push yourself harder and further. baru di jalan menuju cipanas ini kami relatif berdekatan jarak gowesnya.

tak lama setelah balik dari cianjur kota aku mulai merasakan efek gowes sampai cipanas:
* otot paha kanan terasa sakit dan tegang, untung gak sampai kram. pas sampai di ciranjang aku balurin balsem geliga.
* testis kiri kerasa cenut-cenut pas balik pulang.... 😅😅  mungkin itu efek terbentur-bentur pas ngebut di turunan...

dua faktor itu bikin gowesku tambah payah menjelang melintasi tanjakan cipatat-citatah. arinaka malah menawari loading dengan angkot. untuk menghindari kram dan linu, aku gowes pelan pakai gigi paling ringan, sementara arinaka sudah jauh di depan. alhamdulillah cipatat-citatah akhirnya terlewati, dengan kaki dan tangan agak gemeteran.👊💪

dalam kondisi capek kita harus bisa menghemat tenaga, terutama saat di turunan. biarkan sepeda melaju sendirian....  pikiran pengen memforsir tenaga pengen cepat pulang, tapi kaki dan badan rasanya tambah cepat pegel. sekitar pukul 17.00 kami sampai di kota baru parahyangan. aku bahkan perlu istirahat lagi untuk minum, pipis, dan memulihkan tenaga, menyilakan arinaka lanjut sendirian karena sudah ditelan senja di jalan raya.


gowes jalan raya sebenarnya bukan favoritku. tidak ada pemandangan cakep di jalan raya -- paling satu-dua slogan lucu di bak truk atau kaca belakang mobil. debu dan asap benar² mengganggu mata dan hidung. beberapa kali kena sembur knalpot asap hitam.😡😡😤

kita harus ekstra hati-hati bersaing dengan kendaraan. mereka tidak ramah, memaksa goweser harus mepet ke pinggir, padahal seringnya justru di situ jalan banyak rusak. sementara kalau gowes ke tengah, mereka suka menyemprot dengan klakson. itu jelas menyebalkan sekali. tiap kali ngebut di turunan aku suka ngeri terbayang kecelakaan, apalagi kemampuan handling dan manuverku biasa saja, jadi harus memanfaatkan rem. tangan dan bahu jadi korban. positifnya, gowes jalan raya melatih ketahanan jarak jauh dan mental. jalan aspal juga lebih ramah buat goweser, jika dibanding jalan makadam rusak parah atau jalan tanah ungowesable di perkebunan dan pinggir hutan.[]
foto-foto: arinaka & p ibnu.
ibnu, wartax, prihadi, arinaka (dari ki-ka).