Arvan Pradiansyah: Conflict is Blessing
RINGKASAN SMART HAPPINESS, SmartFM Network Jakarta
Jumat, 7 Oktober 2011
Konflik sering disalahpahami oleh banyak orang, sehingga orang lebih suka menghindari atau tidak memunculkannya ke permukaan. Padahal konflik merupakan hukum alam (natural law), bagian dari keseharian manusia, sehingga tidak mungkin manusia hidup tanpa konflik. Konflik terjadi ketika keinginan atau kepentingan seseorang berbeda dengan orang lain. Demikian Arvan Pradiansyah mengawali talkshow yang populer di SmartFM Network Jakarta.
"Jangan memberi label buruk pada konflik. Conflict is blessing," kata motivator yang dijuluki "The Happiness Inspirator" itu. Dia bahkan menyatakan hubungan yang tanpa konflik tidak sehat. Menurut Arvan, konflik itu netral, namun tergantung orang bisa membuatnya jadi positif atau negatif.
Menangani konflik dengan baik akan mampu membuat kualitas hubungan seseorang semakin baik. Hasilnya ialah berupa "mutual understanding" (pemahaman bersama), kita jadi lebih baik dalam memahami orang lain. Arvan mencontohkan, customer loyal justru berasal dari customer yang pernah punya konflik dengan penyedia jasa. Setelah ada konflik kedua belah pihak jadi tahu lebih baik mengenai keinginan masing-masing.
Cara terbaik menyelesaikan konflik ialah dengan fokus pada masalah (sumber konflik) dan berkolaborasi bersama-sama untuk menyelesaikannya. Pihak yang berkonflik harus terbuka. Sayang orang kerap beralih pada individu. Bias tersebut membuat hubungan jadi tidak sehat, sementara masalah tidak kunjung selesai. Kunci dari upaya menyelesaikan konflik terletak pada komunikasi yang baik. Tanpa kemampuan komunikasi yang baik, niat tersebut malah bisa disalahpahami.
Di akhir talkshow, Managing Director Insitute for Leadership and Life Management (ILM) dan penulis buku best-seller The 7 Laws of Happiness yang dijadwalkan akan mengisi acara Smart Happiness on the Road pada Sabtu, 15 Oktober 2011 di Gedung BPPT, Jakarta ini menyatakan bahwa menangani konflik dengan sehat pasti berbuah pada tingkat kepercayaan yang lebih tinggi pada orang lain.[]
Showing posts with label SMART HAPPINESS. Show all posts
Showing posts with label SMART HAPPINESS. Show all posts
Friday, October 07, 2011
Friday, September 23, 2011
Temukan Sendiri Happiness Booster Anda!
Happiness Booster
RINGKASAN SMART HAPPINESS, SmartFMNetwork
Jumat, 23 September 2011
Narasumber: Arvan Pradiansyah
Happiness Booster adalah kegiatan dan aktivitas yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan atau menciptakan kebahagiaan. Alat ini bisa kita ciptakan sendiri, tujuannya ialah untuk menghasilkan perasaan yang bahagia. Kenapa kita butuh Happiness Booster, karena happiness itu ada kalanya sulit didapat, padahal manusia itu selalu ingin menemukan happiness. Bila happiness sulit ditemukan, itu artinya ada yang salah dengan diri kita.
Ada dua hal yang bisa membuat kita sulit bahagia, yaitu:
1. Khawatir (worry), kita ingat pada masa depan, padahal hal itu belum terjadi
2. Menyesal (sorry), kita ingat masa lalu, padahal itu sudah berlalu.
Dengan happiness booster, kita bisa mengusahakan happiness setiap saat. Happiness booster bisa dihasilkan dari dalam diri kita (inner happiness) maupun luar diri kita (outer happiness). Idealnya setiap orang memiliki happiness booster sendiri-sendiri, bahkan kalau perlu "mematenkan" cara tersebut, agar setiap kali dirundung kemalangan bisa dengan mudah memulihkan perasaan bahagia dan mendapat semangat dan optimisme. Orang yang bahagia ialah orang yang lebih baik dalam mengembalikan keadaan puas dan bahagia, hidup di saat sekarang.
Happiness booster orang bisa sangat beragam, ada yang lewat gerakan fisik (beraktivitas, olahraga, jalan-jalan menikmati alam), meditasi, menikmati sesuatu (lagu, film, makan yang sehat), termasuk kegiatan spiritual (misalnya berdoa sampai menangis), menjalankan hobi, berinteraksi dengan orang lain dengan kasih sayang (dengan keluarga, kawan dekat, kerabat yang berprestasi.) Berimajinasi juga bisa membuat orang bahagia, baik mengenang pengalaman yang sudah terjadi atau membayangkan sesuatu yang belum atau tidak kita alami.
Ada orang yang punya happiness booster dari nonton wayang kulit, karena dari sana selain mendapat hiburan, di situ dia juga mendapat filosofi kehidupan, tampilan visual, juga sastra. Dengan melakukan meditasi secara rutin, prefrontal cortext dalam otak kita jadi tumbuh. Syarat itulah yang berperan dalam menumbuhkan rasa bahagia. Mendengar musik yang bikin bahagia membuat otak menghasilkan dopamin, enzim yang menyebabkan kita senang.
Berbelanja juga bisa membuat orang bahagia, tapi kita tetap harus waspada. Belanja barang hanya membuat perasaan bahagia sebentar. Ada belanja yang bisa menghasilkan perasaan bahagia lebih lama, yaitu "belanja pengalaman" (experience) yang menghasilkan kenangan indah dan "pro-social spending" seperti beramal (charity), mentraktir teman baik, dan lain-lain.
Tentukan sendiri happiness booster Anda! Orang yang bahagia akan lebih mudah meraih kesuksesan. Hidup kita ini sebentar, jangan sia-siakan berlalu tanpa happiness di dalamnya.[]
Friday, June 24, 2011
Relationship
RINGKASAN SMART HAPPINESS, JUMAT, 24 JUNI 2011
Ketika berkomunikasi, kita melakukan dua hal, yaitu:
Hubungan yang indah terjadi berkat adanya kepercayaan, bukan kepentingan. Kebahagiaan bergantung pada adanya hubungan, karena kita adalah makhluk sosial. Kondisi dan situasi seseorang membuat hubungan jadi dinamik. Jadi tergantung apa secara rutin disirami atau tidak, terutama dengan "tabungan emosi", dipupuk dengan hal-hal kecil, perhatian, dan terus menerus disegarkan. Hubungan yang baik baru teruji kalau sedang ada masalah. Bila hubungan baik karena tidak ada atau belum ada masalah, hubungan itu rapuh, sebab belum membuktikan bahwa kedua pihak saling memahami. Karena itu adanya konflik atau konfrontasi dalam hubungan justru bagus, asal pemahaman kedua belah pihak terhadap orang tersebut lebih baik. Sebaliknya, kalau ada masalah, selesaikanlah relasi maupun hubungannya dengan orang bersangkutan. Selain memperlihatkan kualitas hubungan, sumber masalah merupakan sumber jawaban itu sendiri.
Jangan hanya berhubungan ketika ada masalah, karena itu bisa membuat orang lain jadi merasa dimanfaatkan, bukan bermanfaat. Hanya berhubungan ketika ada masalah, apalagi dalam hubungan yang tidak dipupuk, akan membuat kondisi itu jadi MINTA TOLONG. Karena itu, untuk memupuk hubungan, gunakan media yang ada, baik dengan telepon, sosial media, aplikasi komunikasi, sapaan, bahkan kejutan-kejutan kecil. Jangan ada agenda ketika sedang berkomunikasi, tidak berdasar kepentingan tertentu. Bukalah relasi dengan orang lain, karena kita bisa mendapat pengalaman hidup maupun pengalaman kerja dari orang bersangkutan, dan itu akan membuka berbagai kemungkinan, termasuk memperpanjang rezeki dan umur.
Orang yang memiliki hubungan baik besar kemungkinan akan lebih bersemangat, terlibat (engage), memiliki passion---baik dalam kehidupan personal maupun di tempat kerja.[]wartax, 24 juni 2011
RINGKASAN SMART HAPPINESS, JUMAT, 24 JUNI 2011
Ketika berkomunikasi, kita melakukan dua hal, yaitu:
- ada pesan (message), bersifat eksplisit, bisa dianalisis
- ada relationship, bersifat implisit, memperlihatkan apa hubungan kita dengan pihak yang diajak berkomunikasi itu baik atau buruk.
Hubungan yang indah terjadi berkat adanya kepercayaan, bukan kepentingan. Kebahagiaan bergantung pada adanya hubungan, karena kita adalah makhluk sosial. Kondisi dan situasi seseorang membuat hubungan jadi dinamik. Jadi tergantung apa secara rutin disirami atau tidak, terutama dengan "tabungan emosi", dipupuk dengan hal-hal kecil, perhatian, dan terus menerus disegarkan. Hubungan yang baik baru teruji kalau sedang ada masalah. Bila hubungan baik karena tidak ada atau belum ada masalah, hubungan itu rapuh, sebab belum membuktikan bahwa kedua pihak saling memahami. Karena itu adanya konflik atau konfrontasi dalam hubungan justru bagus, asal pemahaman kedua belah pihak terhadap orang tersebut lebih baik. Sebaliknya, kalau ada masalah, selesaikanlah relasi maupun hubungannya dengan orang bersangkutan. Selain memperlihatkan kualitas hubungan, sumber masalah merupakan sumber jawaban itu sendiri.
Jangan hanya berhubungan ketika ada masalah, karena itu bisa membuat orang lain jadi merasa dimanfaatkan, bukan bermanfaat. Hanya berhubungan ketika ada masalah, apalagi dalam hubungan yang tidak dipupuk, akan membuat kondisi itu jadi MINTA TOLONG. Karena itu, untuk memupuk hubungan, gunakan media yang ada, baik dengan telepon, sosial media, aplikasi komunikasi, sapaan, bahkan kejutan-kejutan kecil. Jangan ada agenda ketika sedang berkomunikasi, tidak berdasar kepentingan tertentu. Bukalah relasi dengan orang lain, karena kita bisa mendapat pengalaman hidup maupun pengalaman kerja dari orang bersangkutan, dan itu akan membuka berbagai kemungkinan, termasuk memperpanjang rezeki dan umur.
Orang yang memiliki hubungan baik besar kemungkinan akan lebih bersemangat, terlibat (engage), memiliki passion---baik dalam kehidupan personal maupun di tempat kerja.[]wartax, 24 juni 2011
Subscribe to:
Posts (Atom)