Showing posts with label musik etnik. Show all posts
Showing posts with label musik etnik. Show all posts

Wednesday, January 11, 2017

Kenikmatan yang Menghipnotis
--Anwar Holid

Mustt Mustt
Studio album karya Nusrat Fateh Ali Khan
Durasi: 49:43
Tahun rilis: 1990
Genre: Qawwali, world music, musik Pakistan, fusion, eksperimental
Produser: Michael Brook
Label: Real World Records


Mustt Mustt merupakan salah satu album terbaik world music yang pernah ada. Meski jelas genre album ini ialah Qawwali (musik puji-pujian tradisional Islam dari Pakistan), namun musiknya secara luar biasa apik dibalut dalam semangat fusi antara rock, jazz, dan eksperimental yang jenial. Album ini lahir berkat saran Peter Gabriel agar Nusrat Fateh Ali Khan bekerja sama dengan Michael Brook, seorang musisi avant garde sekaligus produser musik asal Kanada.

Nusrat Fateh dengan grupnya bermain musik sebagaimana karakter mereka yang asli, sementara Michael Brook bekerja ekstra keras memoles album ini agar bisa diterima secara luas oleh publik pendengar internasional. Hasilnya sulit sekali dilupakan. Selain penjualannya sukses, album ini dipuji habis-habisan oleh banyak majalah dan kritikus. Contoh, album ini terpilih sebagai salah satu Top 100 Albums of the 1990s dari Alternative Press. Massive Attack pun tidak tahan untuk membuat remix atas lagu "Mustt Mustt" sampai menjadi hit di klub-klub London, Inggris.

Nusrat Fateh Ali Khan secara drastik mengurangi durasi musik Qawwali yang biasanya puluhan menit menjadi tipikal musik rock (sektiar 3-5 menit) dengan tetap mempertahankan intensitas sebagai musik puji-pujian, baik lewat bahasa Pakistan, lolongan dan energi vokalnya yang sulit dicari tandingannya. Di Indonesia, musik Qawwali mungkin secara mudah diasosiasikan dengan kasidah atau gambus; tapi dari segi olah vokal tampaknya lebih dekat dengan tradisi didong di Aceh. Karena itu dalam sekali dengar album ini pasti akan terasa gampang familiar di telinga kita. Elemen rock, permainan efek-efek bernada psikedelik, dan eksplorasi musik eksperimental di setiap lagu di album ini membuatnya jadi terkesan sangat maju, seolah-olah meninggalkan tanah asalnya untuk kemudian dikenal luas oleh pendengar internasional.

Nusrat Fateh Ali Khan (ki.) dan Michael Brook (ka).

Album ini menjawab dan membuktikan bahwa musik merupakan unsur penting dalam budaya Islam, terutama Sufisme (tasawuf). Kalau ada sebagian golongan Muslim mengharamkan musik, tentu mustahil kita bisa asyik mendengarkan album kasidah, gambus, bahkan lantunan puji-pujian dalam pengajian.

Kalau kamu sedang berniat meluaskan selera musik, terutama ke wilayah khazanah world music dan musik eksperimental, Mustt Mustt adalah album yang harus kamu dengarkan. Kamu pasti bakal tercengang betapa benturan antara musik timur dan barat bisa menyuguhkan kenikmatan yang sangat menghipnotis.[]

Anwar Holid, penikmat musik dari Bandung. Bekerja sebagai editor, penulis, dan  publisis.

Monday, December 09, 2013

Semakbelukar di Kineruku, Bandung. 2013.
Semakbelukar Tiada, Musiknya Masih Bernyawa
--Anwar Holid

Konser Semakbelukar adalah konser terbaik tahun 2013 yang aku tonton di Kineruku. Well, aku sedikit nonton konser sebenarnya, tapi sangat menyenangkan bisa menonton pertunjukan yang mengesankan dengan musik hebat dan sulit dilupakan, apa lagi dari sebuah band yang memutuskan menggelar konser terakhir sekaligus perpisahan dengan dunia musik. Terdengar dramatik. Padahal publik masih begitu penasaran bertanya-tanya Semakbelukar itu sebenarnya apa dan bagaimana.

Kolektif asal Palembang ini muncul seperti hantu yang hadir untuk membuat bulu kuduk berdiri. Musik etnik Melayu yang mereka bawakan sudah cukup untuk mengalihkan perhatian pendengar dari musik umum yang sehari-hari muncul di radio, televisi, atau playlist music player. Penampilan Semakbelukar yang simpel dan sedikit canggung sama-sekali tidak mengurangi aura performance yang dalam dan emosional sehingga meninggalkan kesan sulit dilupakan, bahkan diakhiri aksi dramatik yang sulit dipercaya.

Ada sejumlah aksi destruktif musisi yang membuat mereka malah legendaris. Aksi bakar gitar Jimi Hendrik, penghancuran alat musik The Who, peruntuhan bata Pink Floyd, pembantingan bas gitar The Clash, juga bakar bendera Amerika Serikat oleh Rage Against the Machine. Semakbelukar mengakhiri konser dengan menghancurkan seluruh instrumen, terdiri dari akordeon, mandolin, gendang, gong kecil, dan kerincing. Apa aksi ini bakal membuat mereka legendaris? Boleh kita taruhan.

Semakbelukar membungkus musik Melayunya dalam dominasi akordeon, jangkauan vokal kuat yang meliuk-liuk, lirik yang humanitarian-religius, diperkuat ritem dari mandolin, gong kecil, kerincing, dan dua gendang. Rada aneh bahwa mereka ternyata tidak menyertakan gitar ud yang biasanya jadi pendamping akordeon, malah menggantinya dengan mandolin, itu pun tidak dibuat menonjol dalam permainan solo atau interlud. Dalam bungkus begitu pun musik mereka bisa dibilang sempurna.


Ricky Zulman (ki) dan David Hersya (ka), duo motor Semakbelukar.
Dua kekuatan sekaligus pesona utama Semak belukar ialah permainan akordeon oleh Ricky Zulman dan kekuatan jangkauan vokal yang meliuk-liuk khas Melayu dari vokalis David Hersya, sekalian mengiringinya main mandolin, ditambah Ariansyah memainkan gendang besar, dan Angger Nugraha dengan mini gong dan kerincing. Memang mereka tidak terlihat skillful, jelimet, terpelajar, atau sophisticated katakanlah bila dibandingkan Suarasama dari Medan; tapi Semakbelukar bisa menyampaikan musiknya secara eksplisit dan jujur dengan lirik yang lebih tegas. Bisa jadi ini wajar, mengingat mereka lahir membawa spirit gerakan indie dari scene musik punk dan grunge. Sayang, David yang merupakan mastermind kolektif ini terlihat canggung atau sulit bicara ketika diminta menerangkan lirik-liriknya yang puitik dan cukup menggoda buat diinterpretasi.

Memang ada banyak PR di balik Semabelukar ini. Pertanyaan terbesar tentu saja kenapa mereka memutuskan mengakhiri karir sampai di sini saja? Apa ada persoalan internal, ideologis, atau keyakinan. Elevation Records secara implisit mengonfirmasi bahwa berakhirnya Semakbelukar terkait dengan pilihan para anggota kolektifnya untuk mengakhiri urusan dengan musik dan beralih untuk mendalami agama Islam. Ini jelas wilayah abu-abu. Nusrat Fateh Ali Khan, Youssou N'Dour, A.R. Rahman, bahkan Jalaluddin Rumi adalah sedikit figur utama Muslim yang mengekspresikan imannya dengan musik, seni, dan performance art. Tapi di sisi lain ada golongan Islam yang mengharamkan musik. Kita ingat Cat Stevens memilih berhenti main musik di awal-awal dirinya masuk Islam (tapi tetap menerima royalti tentu saja); kemudian comeback dengan spirit dan pendekatan berbeda dalam bermusik.

'Kami tidak akan reuni!' kata Semakbelukar.
Apa pun argumennya, Semakbelukar mati di Kineruku pada Minggu, 8 Desember 2013 dalam suasana yang dibekap dingin dan gerimis. Penghancuran instrumen itu seolah-olah berhala yang menghalangi jalan mereka pada iman. "Ini adalah bukti kami tidak akan reuni!" tegas Ricky. Cyusss? Miapa? Aksi penghancuran itu langsung mengingatkan aku pada performance art seorang mahasiswa seni rupa di FSRD ITB yang mengeping-ngepingkan dan membakar seluruh karya dan tugas kuliahnya karena ia ingin beralih jadi kurator.

Menjadi saksi berakhirnya sebuah kolektif musik membuat aku terusik. Bahkan para hadirin pun menyayangkan betapa band yang menjanjikan ini mati dini dengan ungkapan menyesal bersama, "Yaaah, kenapa sih harus bubar? Apa tidak bisa ditunda?" Jangan kuatir. Meski Semakbelukar mati, musiknya tidak berhenti. Kita bisa menikmatinya kapan saja baik pinjam di Kineruku atau beli rekamannya di Elevation Records, kemudian memainkannya sepanjang hayat di playlist yang bisa dibawa-bawa ke mana saja.[]

Anwar Holid, penikmat musik, kontributor jakartabeat.net.

Situs terkait:
http://elevationrecords.co
http://kineruku.com
https://soundcloud.com/elevation-records/berlayar-di-daratan