Thursday, July 09, 2009
Menjalani Karakter Sesuai Takdir
---Anwar Holid
Karakter-Karakter yang Menggugah Dunia
Judul asli: Character is Destiny
Penulis: John McCain bersama Mark Salter
Penerjemah: T. Hermaya
Penerbit: GPU, 2009
Halaman: xix + 435 h.
ISBN: 978-979-22-4359-8
JOHN McCAIN, Senator senior dan politisi terkemuka Amerika Serikat, ketika masih berdinas di Angkatan Laut pada 1967 pernah ditembak dan ditangkap tentara Vietnam Utara. Di penjara, dia bukan saja mendapat siksaan mematikan, melainkan juga meninggalkan cacat permanen pada tangan, kini menyebabkan gerakan tubuhnya jadi terbatas. Tapi itu semua tetap membuatnya semangat beraktivitas, berusaha, berpolitik, terlibat aktif dalam kehidupan bangsanya, hingga pada Pemilu AS 2008 lalu menjadi kandidat presiden dari Partai Republik. Apa rahasia kekuatan dan keteguhannya? Karakter.
Ketika jadi tawanan perang, menjalani berbagai siksaan dan hinaan yang mencoba meruntuhkan kemanusiaannya, diam-diam ada seorang sipir yang bersimpati atas nasibnya dan memberi dia sedikit kebaikan moral. Kebaikan dari seorang musuh itu menggugah kesadaran McCain, memberi kekuatan pada dirinya untuk menjadi orang yang lebih baik, lebih beriman, dan lebih dahsyat lagi: membuatnya bisa mencintai musuh.
Sipir baik tak dikenal di "Hotel Hanoi Hilton" itu dikenang McCain sebagai salah satu dari 34 orang dengan karakter luar biasa. McCain dan Mark Salter---partner terbaiknya di bidang penulisan---memilih orang-orang itu bukan saja karena mereka menggetarkan dunia, generasi, politik dan pemerintahan, maupun orang-orang dan lingkungan terdekatnya, bahkan ada yang nyaris sulit dipercayai akal sehat, kalau bukan hanya mungkin terjadi berkat mukjizat yang melahirkan keajaiban. Menurut pandangan penulis, semua itu terwujud karena masing-masing figur nyata dalam buku ini memiliki karakter utuh. Mereka bukan saja pantas diteladani, merupakan role model, melainkan juga meninggalkan jejak yang pantas dikenang dan jelas bagi setiap orang. Siapapun mereka, apa pun latar belakangnya.
Sang teladan itu bisa jadi seorang wanita tukang cuci pakaian gagal sekolah yang di hari tuanya malah mampu mewariskan kekayaan untuk dijadikan beasiswa bagi mahasiswa miskin di kotanya. Itulah yang dilakukan Oseola McCarthy. Bagaimana mungkin ada seorang gadis berkulit hitam yang ketika kecil sakit polio, sepanjang waktu sakit-sakitan, kala tumbuh remaja akhirnya berhasil mengalahkan segala halangan untuk kemudian meraih tiga emas dalam Olimpiade sekaligus memecahkan rekor atletik? Wilma Rudolph melakukannya dengan perjuangan lebih dari hebat.
Sungguh ajaib ketika ada seseorang kini menjadi pusat kontroversi ilmu pengetahuan dan sains ternyata itu semua berkat kecenderungan serta ketelatenan masa muda yang nyaris dinilai sia-sia oleh ayahnya. Ketika menyebut sosok itu ialah Charles Darwin, semua orang akan merasa maklum. Bahkan ada anak yang pernah buta total selama delapan tahun, untuk kemudian menjadi penulis produktif dan kritikus sosial terkemuka di zamannya, dan itu dia lakukan secara otodidak. Masihkah kita mau mengingat nama Eric Hoffer yang menulis buku berpengaruh The True Believer? Bagaimana pula kisah seorang bintang muda American football yang memutuskan lebih memilih negara daripada liga olahraga sampai panggilan itu merenggut nyawa di luar tanah airnya?
Boleh jadi pribadi-pribadi yang dikisahkan McCain dan Salter itu akhirnya terkenal dan menciptakan sensasi besar bagi orang lain. Ada kalanya mereka tetap tidak terkenal, bahkan tanpa nama, dan baru kali ini diungkapkan dengan detail menarik, betapa kisah hidup dan keunggulan mereka menakjubknan. Mereka semua hadir seakan-akan untuk membuat keajaiban.
Karakter orang-orang terpilih mampu mengguncang keyakinan sempit banyak kalangan yang suka menghakimi atau menghina orang lain yang sedang tumbuh, bahwa orang berkarakter kuat bukan saja unggul melawan gertak, ancaman, krisis kemanusiaan, pengkhianatan, kegagalan, perang, maupun hukuman mati, melainkan juga memperlihatkan betapa karakter memang harus ditumbuhkan, dirawat, dan dijalani sesuai takdirnya.
MCCAIN DAN SALTER yakin betul bahwa orang berkarakter kerap lebih mengesankan dan mengundang rasa ingin tahu daripada ulasan sejarah maupun setumpuk buku. Mereka mampu mengguncangkan dunia, menggetarkan hati, mengubah jalan kehidupan peradaban manusia, memperlihatkan bahwa dengan menjadi manusia seseorang bisa memunculkan kualitas terbaiknya. Aksi individu seperti itu membuat kehidupan manusia jadi dramatik, penuh petualangan, berani, bahkan nyaris tanpa kompromi.
Penulis tak pandang bulu dalam memilih orang dengan karakter benar-benar mengesankan. Patokannya bukan waktu, tempat, dan periodisasi, melainkan lebih pada konteks sosial dikaitkan dengan tujuh aspek terpenting bagi pembentukan kepribadian manusia, yaitu kehormatan, tujuan hidup, kekuatan, pengertian, penilaian, kreativitas, dan cinta. Sungguh terasa setiap pilihan itu diambil dengan jeli. Orang tersebut bisa siapa saja, berasal dari segala zaman, dari tempat manapun, dan kejadiannya bisa berlangsung di sudut Bumi paling terpencil sekalipun.
Dengan memberi contoh rata-rata enam peribadi untuk keenam aspek, penulis menyuguhkan kisah yang mampu membuat nafas pembacanya tertahan. Namun agak janggal bahwa aspek terakhir, yaitu cinta, malah hanya diberi satu contoh, yaitu Bunda Teresa. Beruntung, kejanggalan itu dibayar dengan mengeksplorasi habis-habisan profil dan moral Santa dari Calcutta tersebut sampai menghabiskan jumlah halaman paling panjang.
Aspek pembentuk karakter tersebut dalam pendewasaan hidup akan melahirkan sifat, semangat, vitalitas, profesi, pilihan, bergumul dengan keberanian, risiko, keteguhan, siksaan, bahkan dalam banyak kasus, bertaruh dengan keputusasaan, kehancuran reputasi, bahkan nyawa. Benar, sebagian orang yang diceritakan di sini tidak mendapat nama besar atau jadi pahlawan ketika mereka menjalani keyakinannya; mereka bahkan ada yang jadi korban politik, pengkhianatan, juga dikalahkan oleh kekuatan alam. Buku ini seakan-akan menjadi pembela bahwa niat baik bila dilaksanakan dengan serius ujung-ujungnya membuahkan isi yang manis.
Ditulis oleh dua orang senior, buku ini seolah-olah merupakan testamen generasi tua kepada generasi muda yang akan menggantikannya. McCain dan Salter sangat menekankan kekuatan moral, yaitu kekuatan untuk berkorban demi cita-cita luhur (hal. 427). Itulah bekal awal untuk menjalani karakter yang telah digariskan untuk seseorang. Dalam kehidupan pribadi, John McCain membuktikan sendiri moral tersebut. Terkenal sebagai sosok temperamental dan pantang menyerah, ada kalanya dia berlaku buruk, sampai membuat orang lain terluka atau tersinggung. Bila sudah begitu, ibunya akan tak segan-segan memarahinya.
Bagi kedua penulis, Karakter-Karakter yang Menggugah Dunia merupakan buku hasil kerja sama yang keempat. Buku mereka sebelumnya, Faith of My Fathers (1999), di Amerika Serikat lebih dulu meledak dan pada 2005 diadaptasi menjadi film televisi. Di sela-sela berbagai kesibukannya, John McCain telah menerbitkan lebih dari sepuluh buku atas namanya, meskipun hampir selalu menggandeng penulis lain; sementara Mark Salter telah bekerja lebih dari empat belas tahun sebagai staf Senator McCain.[]
Anwar Holid, bekerja sebagai editor dan penulis; eksponen TEXTOUR, Rumah Buku Bandung, blogger @ http://halamanganjil.blogspot.com.
KONTAK: wartax@yahoo.com | Tel.: (022) 2037348 | HP: 085721511193 | Panorama II No. 26 B Bandung 40141
Copyright © 2008 BUKU INCARAN oleh Anwar Holid
Situs terkait:
http://www.gramedia.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment