Friday, August 05, 2011


[Review Album]
Irisan Tajam dari Lima Album Queen Periode Kedua
 

Deep Cuts, Volume 2 (1977-1982) 
Musisi: Queen 
Jenis: album kompilasi
Rilis: 27 Juni 2011 
Rekaman: 1977–1982 
Genre: Rock, hard rock
Durasi: 52:09 
Label: Universal Music, Island Records
Rating: 5/5

Dibandingkan Deep Cuts, Volume 1 yang terkesan tengah mencari-cari bentuk inovasi dan menonjolkan eksperimen, Deep Cuts, Volume 2 secara gila-gilaan sukses menampilkan Queen sebagai band rock yang benar-benar nendang. Kompilasi ini berisi musik rock kelas berat yang langsung bersarang ke dalam sensasi musikal dan terus membombardir telinga dengan tenaga yang sangat kuat, variatif, dan penuh vitalitas. Irisan seleksi di album ini benar-benar mampu menampilkan permata lagu-lagu Queen dari lima album periode kedua karir mereka, yaitu News of the World, Jazz, The Game, Flash Gordon, dan Hot Space.

Kompilasi dibuka dengan "Mustapha", lagu rock sensasional beraroma kasidah yang intro lenguhan Freddie Mercury di situ bisa mengingatkan pendengar pada lolongan Robert Plant dalam "Immigrant Song." Bagi kita orang Indonesia, "Mustapha" terdengar sangat unik, memorable, menggugah untuk disimak, seperti gampang akrab, apalagi liriknya banyak mengandung kosakata Arab yang terdengar familiar. Track dilanjutkan dengan "Sheer Heart Attack" yang sangat ngebut, ugal-ugalan, dan bertegangan tinggi. Lagu-lagu hard rock bertempo cepat mendominasi kompilasi ini. Hanya empat lagu berjenis power ballads (slow rock) yang terpilih seolah-olah menandakan Queen ingin mengesankan sebagai band yang macho, matang, sekaligus terus inovatif.

Pada fase 1977–1982 Queen sudah menjadi band adidaya. Mereka merupakan pasukan rocker yang sangat diperhitungkan berkat album best-selling dengan daya jelajah luas terhadap berbagai unsur musik namun tetap dalam balutan rock yang kuat dan lagu-lagunya mampu menggerakkan seluruh pendengar untuk berkoar bersama-sama. Fase ini ditandai dengan makin jauhnya mereka meninggalkan kesan progresif-eksperimental yang cukup rumit dan penuh perhitungan di lima album pertama, beralih ke rock yang lebih "langsung" dan spontan. Pengalaman mengajarkan mereka menjadi tambah luwes dalam mengadon dan mematangkan berbagai unsur musik nonrock untuk menjadi karya yang segera terdengar sangat Queen. Contoh News of the World (1977) yang disebut-sebut sebagai album paling keras mereka, hanya menyisakan tiga lagu bernada Hawaiian ("Who Needs You" ), balada ("All Dead, All Dead" ), dan jazz ("My Melancholy Blues").

Di akhir era ini, yaitu ketika menggarap The Game (1980), Queen memasuki babak baru dengan sepakat untuk menggunakan synthesizers, terlibat dalam proyek soundtrack, dan mengubah image penampilan jadi lebih simpel, menghapus make up tebal dan jauh dari kesan glamor, meski tetap atraktif dengan poros berpusat pada aksi Freddie Mercury. The Game melahirkan hits bercorak baru sebagai penambah hits lama yang komposisinya senantiasa grandeur dan sangat rapi. Lagu seperti "Another One Bites the Dust" dan "Crazy Little Thing Called Love" terdengar sangat simpel dan ringan, namun mampu memantapkan posisi mereka sebagai band berstatus superstar.

Untuk Deep Cuts, Volume 2, Queen mengiris empat belas lagu minor yang atraktif dan powerful untuk ditatah sebagai paket yang rasanya terdengar sebagai album studio utuh, begitu padu dan kukuh. Lagu-lagu yang bertumpu pada permainan gitar Brian May memang terdengar dominan, karena dia menyumbang tujuh lagu dalam kompilasi ini, namun John Deacon (bass) dan Roger Taylor (drums, perkusi, dan vokal) juga mampu tampil secara maksimal. Chemistry itu begitu terasa dalam "Dragon Attack", ketika dentuman bass dan pukulan drum berkejar-kejaran sejak awal, diselingi raungan riff dan lengkingan gitar, kemudian sebentar memberi kesempatan untuk pamer solo, sehingga membentuk karya yang energetik dan rancak.

Deep Cuts, Volume 2 juga menandai Queen bersikap lebih lunak terhadap “kegagalan” Hot Space, dengan menempatkan tiga lagu ke dalam kompilasi, melebihi Greatest Hits (1981) yang cuma mengizinkan satu hit untuk disertakan, itu pun merupakan buah kerja sama dengan David Bowie. 

Mungkin hanya penggemar ngeyel yang akan meributkan kenapa lagu-lagu tertentu sampai tega disingkirkan ke dalam kompilasi ini. Di forum Queen Online, banyak orang heran kenapa bukan "Life Is Real (Song For Lennon)", "Let Me Entertain You", maupun "If You Can't Beat Them" yang dipilih. Lagu-lagu tersebut dinilai lebih jelas mewarisi tradisi Queen misal dibandingkan "Staying Power" yang terdengar seperti lagu disko tanggung. Di luar perdebatan yang meramaikan suasana, sungguh sulit mencari cacat Deep Cuts, Volume 2.

Bisa dibilang kompilasi ini merupakan greatest minor songs bila dibandingkan Greatest Hits, sekaligus merupakan kado sempurna untuk merayakan 40 tahun karir Queen.[]



Link terkait:
http://en.wikipedia.org/wiki/Deep_Cuts,_Volume_2_(1977%E2%80%931982)

No comments: