Thursday, July 17, 2008



jus wortel tambah pepaya
(kebahagiaan bersahaja)
--Anwar Holid

Ya Allah, aku bersyukur hari ini
ada temanku lagi sedih
gelisah nggak punya kerja, sulit menuntaskan naskah kisah
kehilangan orientasi karena kekasihnya tiada
agak waswas menghadapi kenyataan
kehabisan motivasi kerja
padahal ia tahu jangan mudah putus asa
atau menjomblo terlalu lama, usia makin tua
mau kawin sulit biaya

sementara aku barusan
masih bisa jalan dengan sepatu pemberian
dari rumah untuk menggadaikan perhiasan
yang aku gunakan buat beli
anggur, keju, sabun colek dan sabun cuci perabot
sebagian ditabung, biar di masa depan masih bisa aku gunakan
terus buat internet, memeriksa surat dan baca-baca berita
tentang FPI, yang menghalalkan cara kekerasan
hingga berujung pada insiden Monas
dan makan banyak korban, kemudian pertengkaran
diteruskan di ruang-ruang maya
sampai akhirnya aku memilih mengabaikan sama sekali
habis hanya meniupkan-niupkan rasa benci
Barack Obama yang diledek New Yorker dengan menampilkan dirinya
mengenakan baju koko, bergandeng mesra dengan Michelle istrinya
menyelempangkan senjata api di punggung dan pakaian tentara
sementara di dinding gedung putih
terpasang foto osama
dan bendera Amerika jadi bahan bakar tungku pemanas
ada juga rencana peluncuran buku puisi di Ultimus
dengan tema 50 % merdeka karya Heri Latief
sebelum akhirnya aku kirim tulisan
moga-moga kali ini dimuat dan dibayar
sebab yang dulu rasanya sudah 1-2 bulan
aku tunggu belum dipublikasi juga

di rumah istriku bikin jus cukup enak
meskipun agak aneh: wortel diblender bersama pepaya
dengan daun ketumbar tambah gula
atau susu kedele campur anggur
"buat stamina," kata dia menghibur
padahal awalnya aku sama sekali tak tergiur
sudah beberapa minggu dicoba, lama-lama
enak juga rasanya

aku sendiri mau meresensi buku tentang kebahagiaan
yang ternyata banyak sekali jenisnya
atau malah kadang-kadang mengecoh
yang kita sangka kebahagiaan aslinya pura-pura
karena itu mungkin orang rela
bersusah-payah mencari bahagia
alangkah aneh jadinya: bersusah-payah mencari bahagia
sebab bahagia mestinya datang suka rela
tak dipaksa-paksa; kenapa orang mau bersedia kepayahan
demi kebahagiaan

apa aku hari ini juga masih bahagia
karna masih bisa baca dan menikmati cinta
punya keluarga, mendengar tawa Lalang
atau Shanti yang lagi belajar bicara
dan pagi tadi sarapan roti keju
sementara sorenya lidah kami bersama-sama
merasakan cokelat bulat buatan Australia
optimistik dengan masa depan
meski sebenarnya jelas sudah kekurangan uang
tapi kata orang uang tak bisa beli bahagia
ah, kata siapa, kataku segera
uang bisa beliin kamu apa saja, kayaknya
bahkan mungkin mimpi dan keinginan
kata temanku dulu, uang itu cuma alat
alat segala-galanya, sambungnya sambil terkekeh-tekeh
sementara aku tersenyum kecut

Ya Allah, bolehkah aku bersyukur hari ini
kerna merasa lebih mendapat berkah
sementara ada kawan sedang ditimpa
putus asa dan musibah
tapi baiklah, aku akan segera menghiburnya
membagikan sedikit bahagia
kalau itu bisa.

15:57 15/07/08

No comments: