Wednesday, January 07, 2009
Meraih Kebahagiaan dengan Pikiran
--Oleh Anwar Holid
"Kebahagiaan itu seperti kupu-kupu. Semakin kita kejar, semakin dia berusaha terbang menghindar," kata Arvan Pradiansyah di tengah para penyimak yang memenuhi Function Hall Gramedia Matraman, pada Sabtu, 3 Januari 2009 lalu. Ketika memasuki toko buku itu, karya terbarunya The 7 Laws of Happiness (Kaifa, 423 h.), didisplay secara khusus baik di bagian "buku baru" dan "buku laris." Sementara poster covernya mencolok dalam neon box di beberapa pilar.
Memasuki tahun 2009, penerbit Kaifa mengadakan talkshow mengajak masyarakat untuk melakukan resolusi tahun baru untuk hidup yang lebih bahagia, dengan Arvan Pradiansyah sebagai pembicara. Biasanya resolusi lebih ditujukan untuk meraih sukses maupun memenuhi target yang lebih besar lagi, kenapa kali ini malah untuk mendapatkan bahagia? Apa bahagia merupakan sesuatu yang amat sulit diraih hingga perlu resolusi untuk itu?
Sebagai pembicara publik berpengalaman dan telah menyinggung subjek tersebut sejak lama dalam buku-buku terdahulunya, Arvan membicarakan tentang kebahagiaan dengan lancar. Bila dulu dalam buku-bukunya tema kebahagiaan merupakan salah satu bagian dari pembicaraan mengenai "life management" (manajemen kehidupan), kini tema tersebut menjadi fokus utama. The 7 Laws of Happiness termasuk utuh membicarakan tentang kebahagiaan beserta faktor yang mempengaruhinya, dengan pendekatan yang lebih mudah dibaca misalnya bila dibandingkan dengan The Authentic Happiness (Martin E. P. Seligman), yang jauh lebih serius dan teoretis.
"Kalau punya pikiran yang tenang, berpikir dan berkontemplasi dengan baik, biasanya kebahagiaan lebih mudah kita dapatkan," kata Managing Director Institute for Leadership & Life Management (ILM) yang telah menerbitkan empat buku ini, masing-masing disertai penerimaan pasar yang memuaskan. ILM merupakan lembaga yang bergerak di bidang pelatihan dan konsultasi sumber daya manusia.
Talkshow kemarin berlangsung akrab dan interaktif, bahkan Arvan sempat mengadakan simulasi bersama para peserta. Meski pendengar boleh langsung menanggapi bila mau berkomentar, dia berhasil mengusung semua poin dalam bukunya. Secara garis besar rahasia hidup yang bahagia itu tergambar pada cover, berupa rumah dengan tiga pilar intrapersonal (hubungan seseorang dengan dirinya sendiri), tiga unsur interpersonal (hubungan seseorang orang lain), dan sebuah unsur spiritual, berbentuk rasa berserah diri dan percaya seratus persen kepada Tuhan.
Seperti disangka sebelumnya, kebahagiaan memang mudah dibicarakan, namun sulit dicapai, apalagi bila seseorang tengah kalut, dirundung malang, atau merasa hidup dan perbuatannya sia-sia. Di sinilah pendapat Arvan secara prinsip berbeda dengan pendapat umum. Dia yakin bahwa inti kebahagiaan ialah keberhasilan seseorang dalam memilih pikiran agar hidupnya bahagia.
"Pikiran memang abstrak, tapi memiliki alat yang lebih jelas, yaitu otak," kata dia kepada peserta yang bingung membedakan apakah kebahagiaan itu berada di dalam hati, pikiran, atau jiwa. "Kebahagiaan itu bisa dikontrol," tegasnya. Begitu juga bila dikontraskan dengan penderitaan. "Kebahagiaan itu seiring kedewasaan menerima penderitaan." Meski begitu kebahagiaan juga punya hukum yang tetap, misalnya ia punya syarat minimal. Sering karena perspektif yang terlalu sempit, orang jadi terlalu sukar meraih kebahagiaan.
The 7 Laws of Happiness tampak cukup sukses meraih pembaca, terlihat dari antusiasme mereka mengikuti acara sampai akhir, silih berganti mengajukan komentar kritis, dan disambut dengan tangkas oleh Arvan. Dalam waktu dekat Kaifa akan mengadakan acara serupa di Bandung dan Surabaya.[]
Copyright © 2008 BUKU INCARAN oleh Anwar Holid
Situs terkait:
http://www.mizan.com
http://www.ilm.co.id
http://www.arvanpradiansyah.com (under construction)
Kontak dengan Arvan Pradiansyah di Facebook.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment