Friday, March 06, 2009



Dicaci-maki dan Dipuji-puji

--Anwar Holid


SUATU HARI seseorang bertanya kepada temannya, "Andai kata kita dicaci maki oleh seseorang, padahal kita tahu itu salah; apa yang pantas kita lakukan kepadanya? Bagaimana cara kita membalas perlakuan itu? Bagaimana memandang peristiwa itu secara menyeluruh agar bisa memandang lebih baik? Di satu sisi kita ingin menyatakan bahwa kita tidak seperti yang dia caci maki, di sisi lain kita ingin memperlihatkan harga diri, mengingatkan bahwa dia salah, serta memperlihatkan ketegasan, bahwa orang tidak pantas dicaci maki?"


Temannya menjawab, "Well, bagaimana jika yang terjadi sebaliknya, misalnya kamu dipuji, diberi penghargaan, dibilang baik? Padahal kamu sebenarnya tidak seperti itu sepenuhnya dan ada orang lain yang lebih pantas menerima penghargaan? Apa kita lantas merasa pantas menerima perlakuan itu? Atau menolak? Dicaci maki hanya sebuah peristiwa. Yang penting bagaimana reaksinya. Orang cenderung reaktif, mudah tersinggung, defensif.

Ada baiknya kita berjarak dulu dengan itu. Andai kita dicaci maki padahal tahu persis tak pantas menerima perlakuan itu, kita diam dulu. Ada apa dengan peristiwa itu? Barangkali benar kita tak pantas menerima perlakuan itu, tapi peristiwa apa pun bisa terjadi begitu saja. Tak ada yang bisa mencegah peristiwa bila itu harus terjadi. Barangkali tanpa sepengetahuan kita sengaja terpilih mengalami peristiwa nahas itu sebagai latihan akan seperti apa kita bereaksi atau menganggap kejadian itu. Hati-hatilah saat bereaksi. Barangkali peristiwa itu terjadi untuk membangunkan ego, sisi gelap kita, dan kita tahu, betapa mudah itu muncul.

Semua orang punya kelemahan, dan persis dengan hal itu dia diuji. Bila orang merasa punya harga diri, persis dengan harga diri itu dia diuji. Bila orang merasa saleh, dengan kesalehan itu dia dicoba. Cacian, pujian, peringatan, keberhasilan... semua itu kurang lebih sama saja. Yang berbeda adalah bagaimana kita menghadapinya, sampai kita tahu apa itu sebenarnya."

Semoga dengan memilih pikiran, orang bisa bahagia.[]

1 comment:

Rahmat Febrianto said...

Ini dia yang saya cari karena dua hal itu yang terjadi kepada saya dalam beberapa pekan terakhir. Terimakasih untuk pencerahan ini.