Rileks Karena Tiga Buku
---Anwar HolidPada Rabu, 22 September 2010 sebelum ke Mizan untuk menyerahkan kerjaan yang sudah lama sekali terbengkalai, aku dapat sms dari mas Rinto di GPU Bandung, "mas, kalau kebetulan ke luar, silakan mampir ke gpu. ada titipan buku dari mas dwi helly."
Pagi itu Bandung cerah. Di Mizan aku menyerahkan pekerjaan ke Ibeq, setelah beberapa menit sebelumnya ngobrol ini-itu soal dunia penerbitan. Kemudian ketemu Dwi, disambung ngobrol mengenai dunia tulis-menulis dengan mas Hernowo. Dia banyak membahas soal ide, cara mengungkapkan pikiran sebagaimana maksud penulis, persoalan copy-paste, juga bagaimana mengelaborasi pemikiran. Di Mizan aku mendapat edisi revisi You Are A Leader! (Arvan Pradiansyah), padahal aku sekarang sedang terus mengumpulkan ide dan energi untuk menggali isi dari buku terbarunya, You Are Not Alone (Elex Media, 2010, 252 hal.)
Pulang dari Mizan kepalaku mulai terasa pening. Tengah hari terasa sangat terik, sebentar duduk di angkot aku tertidur, dan sampai di Cicaheum mendapati Bandung sudah basah diguyur hujan yang entah kapan turun. Jelas ketika aku tidur ia cepat-cepat muncul dan menyisakan gerimisnya sepanjang jalan aku menuju kantor GPU di Grha Kompas-Gramedia di jalan Riau (R.E. Martadinata). Sepanjang jalan dari Cicaheum ke Riau macet, mungkin ditambah karena Persib mau menundukkan lawan di Stadion Siliwangi. Kepalaku tambah berat ketika sampai di kantor GPU, tapi keramahan mas Rinto membuatku berusaha mengabaikannya. Aku tahu ini merupakan gejala alamiah yang kadang-kadang terjadi bila aku bepergian agak lama di tengah lalu lintas yang macet dan penuh polusi.
"Ini mas, ada novel Only a Girl karya Lian Gouw. Sudah ditandatangani beliau khusus untuk mas," begitu kata mas Rinto. Lian Gouw menandatangani buku itu pada 20 Mei 2010. Wah, begitu perhatiannya. "Novel ini akan terbit dalam minggu-minggu ini, kemudian kami akan mengadakan launching di Jakarta dan Bandung. Rencananya, di Bandung novel ini akan dibahas pak Remy Silado yang tahu banyak soal sejarah dan mengenal Bandung luar-dalam." Setting awal Only a Girl terjadi di Bandung tahun 1932; bahkan covernya pun menggunakan siluet gunung Tangkuban Parahu. Lian Gouw dulu tinggal di sini sebelum pindah sekeluarga ke Amerika Serikat. Meski bahasa ibunya ialah Belanda, dia akhirnya belajar menulis dalam bahasa Inggris dan karyanya dimuat media negeri Abang Sam itu, di antaranya dalam SF Writers Conference.
Dari GPU aku menuju Rumah Buku/Kineruku untuk menyiapkan acara yang aku siapkan untuk besok; tapi kepalaku tambah tegang. Untung bayangan bahwa aku akan segera bisa menikmati segelas kopi tetap membuatku semangat. Maka begitu menyimpan tas di locker, aku segera shalat, kemudian minta izin bikin kopi. Cuaca tambah dingin, meski sapuan hujan mulai lenyap. Karena nama Lian Gouw di sini aku jadi sedikit ngobrol dengan Joedith tentang keluarga-keluarga keturunan Cina. Menyeruput sedikit demi sedikit segelas kopi sambil buka-buka di sana betul-betul mampu mengurangi pening di kepalaku. Maka ketika sampai di depan pintu rumah, rasanya aku sudah lepas dari gejala kambuhan itu.
"Ayah, bawa hadiah apa?" sergah Ilalang sambil membukakan pintu. "Tuh, tadi aku beli lumpia kering di Cicaheum." Kemarin waktu puasa aku mendapati ternyata kami suka lumpia kering dan satu toples makanan itu sudah habis menjelang Lebaran lalu. "Ada buku kiriman dari Dinyah Latuconsina," tambah Ilalang. Buku itu ialah Nietzsche: Syahwat Keabadian, sebuah buku puisi karya Nietzsche terjemahan Agus R. Sarjono & Berthold Damshauser. Paket untukku biasanya langsung dia buka. Mungkin anak-anakku menyangka mereka bisa menemukan harta karun dalam bingkisan itu.
Jadi dalam sehari itu aku mendapat tiga buku. Aku memegang-megang ketiganya dengan perasaan rileks sempurna. Ini sekilas info untuk mengenalkan mereka pada Anda:
1/ You Are A Leader! karya Arvan Pradiansyah (Kaifa, 2010, 347 hal.) Harga: Rp.69.000,-
Buku ini merupakan edisi baru (revisi) setelah sukses dicetak ulang sebanyak sepuluh kali sejak pertama kali terbit pada tahun 2003. Apa saja revisinya? Tentu saja berbagai materi yang sangat kontekstual dengan kondisi manajemen perusahaan dan industri zaman sekarang, misalnya membahas knowledge management, visi organisasi di masa depan, maupun kepemimpinan yang hebat di zaman sekarang itu seperti apa.
Premis buku Arvan ini kuat, yaitu keyakinan bahwa setiap orang itu memiliki bakat terbesar dalam dirinya, yaitu "setiap orang adalah pemimpin." Bagaimana cara agar potensi itu muncul? Dengan membangunkan orang untuk menggunakan potensi utamanya, yaitu kekuatan memilih.
Arvan Pradiansyah ialah seorang ahli sumber daya manusia sekaligus pembicara publik dan penulis di beberapa media bisnis, di antaranya SWA dan Bisnis Indonesia. Buku-bukunya juga diterima dengan baik oleh pembaca.
Link terkait: http://www.mizan.com
2/ Only a Girl karya Lian Gouw (American Publishing, 2009, 295 hal.) Harga: US$27.95
Edisi Indonesia novel ini sebentar lagi akan diterbitkan GPU. Lian Gouw lahir di Jakarta, tumbuh di Bandung, kini tinggal di Amerika Serikat. Only a Girl menceritakan tiga generasi perempuan Cina yang berusaha mempertahankan identitas di tengah perubahan situasi sosial-politik yang mereka alami secara drastik dari zamam penjajahan Belanda di Indonesia, invasi Jepang, dan Revolusi Indonesia---ditambah pengaruh Perang Dunia II.
Dari keluarga Cina totok, mereka mendapat pengaruh budaya dan adat Belanda maupun Barat. Begitu Belanda tersingkir dari Indonesia dan Indonesia merdeka, mereka sadar bahwa kebiasaan dan pandangan itu tak bisa lagi diterima, bahkan dikata-katai sebagai "buangan anjing peliharaan Belanda." Bagaimana mereka menghadapi situasi seperti itu?
Link terkait: http://www.amazon.com/Only-Girl-Lian-Gouw/dp/1607493977/ref=cm_cr_pr_product_top
3/ Nietzsche: Syahwat Keabadian karya Agus R. Sarjono & Berthold Damshauser (editor), (Komodo Books, 2010, 192 hal.)
Buku ini merupakan "Seri Puisi Jerman VI" hasil kerja sama dengan Goethe-Institut Jakarta, berisi dwi bahasa Jerman dan Indonesia kumpulan puisi Friedrich Nietzsche (oh, harus jeli banget menulis namanya!)
Semua peminat budaya-seni-filsafat sudah tahu siapa Nietzsche dan apa pengaruhnya bagi dunia pemikiran dan masyarakat hingga di zaman posmodern ini. Jadi kita tinggal membaca lagi dan merasakan apa pemberontakannya terhadap norma-norma usang di dunia ini masih punya getaran atau tetap susah diakses? Puisi tersebut antara lain berasal dari buku "Kepada Tuhan yang Tak Dikenal (1858 - 1877), Sabda sang Bijaksana (1882), Yang Kelak Terdesak Banyak Berkabar (1882 - 188), Nyanyian Zarathustra (1883 - 1885), Cuma Pandir! Cuma Penyair! (1882 - 1888).
Bila buku ini sudah tidak tersedia di toko buku, Anda bisa menemukannya di perpustakaan Goethe-Institut Jakarta dan Bandung.
Link terkait: http://www.goethe.de/jakarta.[]
Anwar Holid bekerja sebagai penulis & editor. Buku barunya ialah Keep Your Hand Moving (GPU, 2010). Blogger @ http://halamanganjil.blogspot.com.
KONTAK: wartax@yahoo.com | HP: 085721511193 | Panorama II No. 26 B Bandung 40141.
Copyright © 2009 oleh Anwar Holid
No comments:
Post a Comment