Tuesday, September 21, 2010


[ESAI]

FPI: Give Islam a Bad Name
---Anwar Holid

Aku jijik pada FPI (Front Pembela Islam) tapi kesulitan mencari alasan tegas kenapa aku harus punya perasaan seperti itu pada mereka. Ini seperti kalau kamu punya saudara bandel, ngejago, suka nakut-nakutin orang lain, suka malak, main kekerasan, intoleran, bahkan mungkin bertindak kriminal (karena suka main hakim sendiri, merusakkan milik orang lain secara semena-mena), tapi kamu malas menyerahkannya kepada pihak berwajib persis karena kamu ada ikatan darah dengan dia. Menurut sebuah dalil, orang seiman itu bersaudara. Meski aku bingung konteksnya apa, perasaan ini membuat kita dilematik dan menambah jengkel.

Jangankan kaum non-Muslim, banyak sesama Muslim yang jengah pada FPI. JIL (Jaringan Islam Liberal) juga KoranTempo pernah usul agar otoritas hukum Indonesia membubarkan FPI. Aku sendiri di Facebook pernah ikut grup 'BUBARKAN FPI!' yang anggotanya puluhan ribu orang, tapi sayang mereka inefektif, sampai akhirnya aku ke luar dari sana karena rasanya itu grup yang omdo. Aku setuju dengan Saut Situmorang yang bilang bahwa FPI itu kependekan dari Fasis Pura-pura Islam. Aku menilai bukan seperti itu jalan Islam yang patut aku tempuh. Aku memohon agar MUI (Majelis Ulama Indonesia) mengharamkan FPI, meski sejak lama aku menganggap MUI juga kerap mengharamkan sesuatu yang konyol.

Perlukah Islam dibela oleh organisasi seperti FPI? Menurutku tidak. Tindakan mereka menurutku malah bikin malu agama Islam, karena justru memperlihatkan sekelompok umat Islam yang intoleran terhadap kaum lain persis di tanah terbuka bernama Indonesia, apalagi dari dulu tempat itu sudah lama terkenal sebagai tempat pertemuan yang cukup damai. Terlebih-lebih mayoritas penduduk di tempat ini beragama Islam. Bagaimana mungkin Islam bisa menjadi rahmat bagi tempat ini bila ada eksponen Islam yang suka berbuat onar terhadap perbedaan-perbedaan di dunia ini? Belum juga jadi penguasa, FPI sudah memperlihatkan mental sok kuasa dan otoriter. Terbayang betapa mengerikan bila organisasi seperti ini membesar dan benar-benar berkuasa atau berhasil menakut-nakuti semua lawan yang berseberangan pendapat maupun sikap dengan mereka. FPI betul-betul gagal memperlihatkan sifat yang wajib didahulukan oleh Islam, yaitu menjadi agama yang memberi rahmat bagi SELURUH alam. Jangankan seluruh alam, untuk tempat secuil bernama Indonesia saja mereka sulit menghormati hukum yang berlaku ataupun iman orang lain. Jangankan pada agama-agama yang mungkin tidak serumpun, pada agama yang memiliki akar sama pada Ibrahim saja mereka sulit bekerja sama. Dari moral ini kita bisa menduga betapa pemahaman sebagian umat Islam pada agama serumpun itu rendah sekali. Sebagai umat Muslim, FPI gagal menunjukkan kasih pada orang lain. Bagi seorang muslim, ini kehilangan mengerikan. Aku pikir FPI buta mata hatinya bahwa dalam Al-Quran surat Al-Anbiya 107 memerintahkan agar seorang Muslim harus mewujudkan kasih sayang kepada seluruh alam, termasuk kepada non-Muslim. Bagaimana mungkin FPI bakal mampu memaafkan dan berdamai dengan umat beragama lain?

Bagaimana mungkin FPI bakal bisa meneladani tokoh Islam yang memberi kesempatan pada lawan untuk menjalankan ibadah sesuai imannya bila mereka merasa bahwa orang non-Muslim harus mendapat izin untuk beribadah maupun mendirikan rumah ibadah? Ini konyol. Memangnya tanah ini tanah mereka? Bukankah ini tanah Tuhan? Tidakkah FPI tahu bahwa tempat seperti Ka’bah saja dahulu kala diziarahi orang beragama secara bebas, bahkan oleh orang musyrik sekalipun. Pernahkah dahulu di zaman Muhammad hidup orang non-Muslim minta izin kepada dia untuk mendirikan rumah ibadah atau waktu mau melakukan ibadah? Rasanya tidak pernah. Rasanya beragama itu harus bebas-bebas saja. Jangankan menyerang, umat Islam itu bahkan dilarang menghina umat beragama lain---begitulah yang tertulis dalam Al-Quran surat Al-An'am: 108. FPI jelas sulit bersabar atas perbedaan dan terbukti telah berkali-kali gagal menyeru dan berdiskusi dengan baik pada pihak lain---padahal itu semua merupakan sifat utama bagi umat Islam. FPI justru mewarisi sifat mental yang buruk, seperti mudah marah dan tersinggung, juga mau menang sendiri.

FPI adalah contoh organized religion yang miskin spiritualitas. Mereka memakan sendiri spiritualitasnya sampai habis dan tak menyisakannya pada umat manusia lain. Mereka hanya membagikan cara beragama yang kaku. Mereka menutup ruang kebebasan beragama dan intoleran pada agama dan umat beragama lain, padahal kebebasan beragama merupakan isu yang sangat penting dalam Islam.

Sebagai seorang Muslim aku merasa malas dan malu sekali harus mengakui punya saudara bernama FPI. Mereka memperburuk citra Islam sebagai agama yang kini tengah dianggap bermasalah dan disalahanggapi di banyak tempat. Kalau seperti itu, aku jadi lebih suka berteman dengan orang non-Muslim yang terbukti secara moral dan tindakan jauh lebih mulia, suka berbuat baik, bersedia membantu, meskipun mereka tampak sekuler. Aku enggak butuh yel-yel Allah hu akbar untuk menakut-nakuti orang lain atau melempari tempat ibadah umat beragama lain. Aku lebih suka memberi salam untuk menghormati sesama manusia.[]

Anwar Holid bekerja sebagai penulis & editor. Salah satu bukunya ialah Seeking Truth Finding Islam (2009). Blogger @ http://halamanganjil.blogspot.com.

KONTAK: wartax@yahoo.com | HP: 085721511193 | Panorama II No. 26 B Bandung 40141.

Note: Foto karya Ricky Yudhistira (http://www.facebook.com/sisyphuswashappy), diambil dari Internet.

10 comments:

fatih said...

Saudara anwar ....

Tulisan anda dalam blog ini sama sekali tidak mencerminkan bahwa anda adalah seorang yang
bekerja sebagai penulis & editor. sebagaimana yang anda tulis pada paragraf terakhir tulisan anda. Tulisan anda hanya memperkeruh suasana, sama seperti tulisan media lainnya yang justru memprovokasi warga negara indonesia karena "minimnya" informasi yang disampaikan. Anda dan media lainnya itu tidak berimbang dalam melihat suatu masalah. pekerjaan yang anda lakukan seharusnya bisa mengkases banyak informasi dari semua sumber yang ada sehingga tulisan yang anda buat menjadi tidak sekedar menghina dan memprovokasi kecuali anda hanya mengklaim sebagai seorang penulis dan editor...

malu saya membaca tulisan anda...

Anonymous said...

Memang saya pribadi juga cuku jengah dengan FPI yang dianggap mengotori Islam dengan tindakannya. BTW tolong anda juga melihat latar belakang FPI melakukan hal itu dengan melihat websitenya FPI sehingga berimbang. Saya tidak pro FPI, akan tetapi berusaha melihat sesuatu hanya dari satu sisi. Melihat kultur kerasnya FPI, anda juga harus melihat dasar-dasarnya mengapa umat muslim di FPI melakukan hal demikian. Kalau anda menampilkan ayat-ayat Al Quran, saya mencoba menampilkan pula ayat-ayat keras, tidak bertoleransi, kejam dan lain-lain yang sering dianggap salah interpretasinya bagi kebanyakan muslim 'ramah'.
Lihat At Taubah 4-5
" Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu [4], maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (5)"

At Taubah 123, "Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertakwa".

Mereka melakukan karena ada ayat ini terlepas ayat ini interpretasinya hanya dapat diterapkan saat jaman perang Nabi dulu saja atau tidak... itu urusan lain. Belum lagi ayat-ayat tentang orang-orang kafir lainnya...

Lha yang salah siapa, yang menginterpretasikan atau memang suratnya yang salah.. apa mau protes pada Allah.. atau itu kekeliruan Muhammad yang membawa pesan... perlu penelitian lebih lanjut mungkin..

Salam Hormat

Anwar Holid said...

fatih said & anonymous, makasih sudah baca esai ini. insya allah nanti akan aku pelajari lagi pendapatku, termasuk masukan dari anda berdua. satu hal dulu: esai tersebut ialah pendapat pribadi, bukan liputan atau investigasi. aku membaca sejumlah berita dan diskusi yang aku save mengenai fpi, hasilnya, itulah pendapatku. aku betul-betul kesulitan bersimpati pada fpi. terima kasih.

Anonymous said...

Aku jijik ama anwar holid, walo belum ke tahap najis

Anwar Holid said...

kawan-kawan, makasih atas komentarnya ya, baik yang kontra maupun pro. yang utama: aku tidak menghina pemahaman fpi, tapi aku menolak jalan fpi. aku lebih ingin mendahulukan akhlak daripada---katakanlah---fikih. di luar itu, tulisan itu ialah pendapat pribadi, bukan liputan, bukan investigasi. murni pendapat pribadi setelah baca diskusi dan
sekian informasi, termasuk apa yang mereka lakukan. btw, ada yang bilang bahwa pengetahuanku tentang fpi belum lengkap. itu benar, aku enggak tahu segalanya. makanya perlu dilengkapi oleh orang lain.

makasih.

divansemesta said...

Sekedar cerita sedikit, mas Anwar yang baik. Di kampung sy (Blok Armin) di Bogor ada tempat perjudian yang seharinya ditaksir perputaran uangnya sampai 3 milyar perhari.

Kami, warga resah karena hal tersebut. Kemudian, diajukanlah surat penolakan ke Walikota, tapi setelah melayangkan berkali kali dan menunggu bahkan sampai satu setengah tahunan pemda sama sekali tidak digubris. Hingga akhirnya, pada satu malam warga kami yang jumlahnya puluhan mendatangi tempat perjudian tersebut. Kami datang dengan damai, tapi dengan ketegasan pula. Sempat pula bersitegang dengan penjaga keamanan di sana. Kami beri batas waktu. Esok malam, tempat tsb masih beroperasi. Kami datangi lagi tempat itu dan kali ini saya dan paman mengaku sebagai anggota FPI (padahal berdusta nih) Walhasil, tempat perjudian itu tutup, hingga hari ini.

Dan setahu sy, FPI juga punya standar operation procedure, dulu saya pernah baca di websitenya, sekarang coba saja mas Anwar melacaknya.

Salah satu sop-nya, mereka (FPI) selalu memberitahukan pada aparat yang berwajib bahwa di tempat tertentu ada tempat yang berpotensi merusak moralitas masyarakat lokalisasi arena perjudian dsb. Dan di dalam sop tersebut, kekerasan digunakan jika sudah memberi tahu tidak digubris juga. Dan tahapan 'anarkis'nya pun lama (bisa sampai 1-2 tahun). Dan itupun masih dengan syarat: masyarakat sekitar resah.

Kalau nggak resah FPI tidak berbuat apa-apa kecuali dakwah lisan di masyarakat sampai masyarakat tersebut kemudian memahami dan resah (resah karena sesuatu hal kadang menjadi barometer keimanan).

Begitulah. Dan itu baru sedikit hal yang sy pahami dari FPI, dan bahkan yang sedikit itu saya jarang menemukannya di media massa.

Mengenai kasus HKBP, ada banyak versi. Saya sendiri masih belum bisa menyimpulkan. Hanya saja, Rasulullah SAW pernah berkata: jika saudaramu melakukan sebuah kebenaran, maka belalah dan jika dia melakukan kesalahan, bela juga dia.

Salah seorang sahabat bertanya.
Kalau membela yang benar itu tidak aneh, tapi bagaimana kami harus membela yang salah.

Dengan sederhana Rasulullah berkata:
Membelanya dengan memberitahukan/meluruskan mereka.

Dan saya melihat rasulullah itu sosok sempurna ketika dia turun. Beliau adalah penggabungngan antara musa yang luar biasa keras (tegas) dan Isa yang mengajarkan cinta kasih.

Ditangan Rasulullah, dunia beliau menengahi ketegasan dengan cinta kasih. Allah menggabungkan dua kekuatan tersebut dalam sosok Muhammad SAW.

Jika disatu sisi rasulullah adalah seorang penyayang dan pengampun tapi disisi lain rasulullah adalah seorang kombatan.

Secara general seperti itu. Mudah-mudahan dan bisa jadi --di sisi yang tidak kita ketahui-- FPI pun menebarkan kasih sayang dan rahmat Islam bagi negeri ini. Dan mudah-mudahan kita pun demikian. Amin.

Salam takzim, Mas Anwar.

kita sama-sama belajar said...

(1) Mas Anwar berhak berpendapat menurut kehendaknya. Itu hak beliau. Ini negara demokrasi, di mana kebebasan diatur dalam undang-undang dasar [pasal 28]. Saya pun pernah mempunyai pendapat pribadi tentang sesuatu.

Untuk itu, bagi para blogger yang budiman, mari kita budayakan untuk menghargai pendapat orang lain [tapi memang komentar Saudara-Saudara sekalian tidak sampai keluar kata-kata kotor]. Jangan lagi kita mudah terprovokasi oleh berita-berita ataupun pendapat yang tidak sejalan dengan pemahaman kita. Inilah kehidupan. Perbedaan di mana-mana. Pluralisme kental di Indonesia.

Namun yang patut ditekankan adalah ketika kita telah menampilkan profil kita sebagai sosok penulis ataupun seseorang yang ahli dalam kebahasaan, pendapat yang kita utarakan harus memiliki sumber yang valid serta data-data yang aktual.
Apakah berita itu benar?
Apakah media massa telah seimbang dalam mewartakan berita?
Apakah tidak ada pembelokan persepsi dari media?
Apakah memang bahwa berita-berita yang disampaikan bukanlah 'berita pesanan' dari pimpinan mereka?

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu akan muncul seiring ganjilnya keadaan sebenarnya [persepsi masyarakat di sekitar lokasi kejadian] di lapangan.

Saya pun tidak pernah meneliti keseharian dari organisasi FPI. Namun, saya pun berhak untuk perpendapat, bahwa FPI menjalankan apa yang dianggapnya benar. Itulah...

kita sama-sama belajar said...

Kemungkinan pendapat Mas Anwar di atas merupakan tulisannya mengenai FPI, yang mana Mas Anwar sendiri pun tidak pernah tahu apa itu FPI. Apakah Mas Anwar pernah bertemu langsung dengan pengurus FPI? Apakah Mas Anwar pernah melihat langsung semua hal yang dilakukan FPI mulai dari perencanaan sampai tahap eksekusi? Apa Mas Anwar pernah 'benar-benar tahu' apa itu FPI? Dan apakah Mas Anwar tahu tentang kebijakan media yang pada akhirnya bisa menjerumuskan masyarakat pada penafsiran yang salah?

Saya rasa Mas Anwar bisa menjawabnya tanpa banyak berpikir. Ah, kebangetan sekali kalau pertanyaan terakhir itu tidak tahu.

Dan dugaan saya [baru dugaan], Mas Anwar tidak sama pemahamannya soal agama dengan Habib Rizieq, makanya tak sejalan.

Dan untuk Mas Anwar, permasalahan ini tidak hanya pada penusukan serta aksi-aksi yang Mas lihat sebagai suatu pelanggaran kebebasan beribadah. Tidak! Ini lebih kompleks dari yang Mas Anwar kira. Dan sesungguhnya dengan banyaknya komentar-komentar seperti Mas ini, maka bisa dikatakan provokasi untuk menghancurkan umat muslim berhasil [informasi dari buku yang diterbitkan pihak provokator dan sudah menjadi rahasia umum].

Dari situ, marilah kita perdalam ilmu-ilmu kita, baik ilmu dunia maupun akhirat, sehingga pada masanya kita siap dipanggil ke hadapan Alloh Yang Mahakuasa.

Wallahua'lam.

Awam said...

Menurutku, komen-komen atas postingan ini, minus pendapat Fatih Said dan Anonymous, layak kita resapi juga. Namun, FPI tetaplah harus mawas diri, bisa jadi ada banyak hal yang kurang pas dari mereka.
FPI pun mesti memiliki humas yang baik agar tidak disalahpersepsikan.
Terlepas dari sudah tepat atau belumkah sepak terjang FPI, mereka mestilah tetap bijak dan rendah hati. Jangan sampai merasa paling benar dan sempurna serta selalu diridhai Tuhan. Nabi yang sudah dijamin pasti benar pun masih memberi tempat bagi pendapat dan kritik orang lain.

Anwar Holid said...

awam, pendapat kamu moderat. bagus. kalau lihat sejumlah komentar, aku kadang-kadang berpikir: benarkah fpi sedang berjihad? tapi satu hal, aku tidak tahu secara utuh kelompok ini. mungkin buku al-zastrow ngawi yang melakukan penelitian tentang mereka patut dibaca. nanti aku repost resensi buku itu dari sebuah blog.

makasih.