Heru Hikayat dari belakang. |
Yang Lebih Diri
---Heru Hikayat
Setahun lalu ayah pergi. Mendadak. Kami, anak-anaknya, merasa tak siap. Bahkan para pedagang langganan ayah pun kaget. "Oh, Bapak itu, yang suka jalan-jalan dan jajan itu, kan dia sehat?", demikian komentar khas mengenai kepergian ayah.
Memangnya ada orang yang siap menyongsong kematian?
Konon ayah kehilangan kesadarannya dalam posisi sujud. Kami memang tidak tahu persis, tak ada di antara kami yang melihat kejadiannya langsung. Senja itu, gelap dan hujan. Ayah pulang dari mesjid. Kata seorang pedagang, ia melihat ayah duduk di pinggir jalan, pada sebuah pembatas tembok. Para tetangga yang kemudian membawa ayah ke pos jaga dan membersihkan tubuhnya bersaksi: wajah dan bagian lutut ayah kotor, namun tak ada jejak benturan keras, tampaknya beliau bersujud perlahan. Barangkali ia pusing luar biasa, karena stroke yang diakibatkan tekanan darah tinggi---keterangan yang kami dapat kemudian dari dokter.
Para tetangga sempat bingung, tak mengenali identitas ayah. Setelah beberapa usaha ditempuh, salah seorang dari mereka mengenali wajah ayah karena mereka sering sholat bersama di mesjid. Barangkali mesjid memang tidak semata-mata tempat bertemu dengan Tuhan, mesjid merupakan tempat pertemuan manusia dengan manusia.
Para tetangga itu, saat melihat sosok orang tua yang bersujud di pinggir jalan, di tengah hujan, menjadi lebih memanusia karena melihat manusia yang sedang tidak berdaya. Ada sesuatu yang lebih besar dari manusia hadir di sana.
Barangkali ayah sujud bukan karena tak tahan dengan rasa pusing. Barangkali ia melakukannya karena itu adalah posisi yang paling merendah. Ia merasa perlu merendah, serendah-rendahnya, di hadapan sesuatu yang mutlak tak terhindarkan: mati.
Aku teringat martir. Para martir bukan hanya menyongsong kematian dengan sukarela, mereka bersemangat seperti menjelang seorang kekasih. Bukankah semangat itu datang dari suatu keyakinan bahwa kematian mereka akan memiliki makna? Makna yang melampaui diri mereka sendiri. Makna itu, baru tampak ketika kita mau menerima, ada yang lebih besar dari kita. Dengan begitu, diri juga menjadi berarti.
Aku kira, memang ada orang yang siap menjelang kepastian mutlak bernama kematian itu.[]
Pasir Impun, 14 November 2010
Heru Hikayat
Note: awalnya esai ini diposting di Facebook pada 17 November 2010.
1 comment:
assalamualaikum wr, wb.KI saya:P.HERMAWAN dan SEKELUARGA mengucapkan banyak2 terimakasih kepada KI JOYO WIJOYO
atas angka togel yang diberikan "4D" alhamdulillah ternyata itu benar2 jebol dan berkat bantuan KI JOYO WIJOYO
saya bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya yang ada di BANK dan bukan hanya itu KI alhamdulillah sekarang
saya sudah bisa bermodal sedikit untuk mencukupi kebutuhan keluarga saya sehari2. itu semua berkat bantuan KI
sekali lagi makasih banyak yah KI… yang ingin merubah nasib seperti saya
hubungi KI JOYO WIJOYO di nomor: (((082-322-214-909)))
atau kunjungi webs kami di
>>WWW.HARIANTOGELSINGAPORE-4D.COM<<
APAKAH ANDA TERMASUK DALAM KATEGORI INI;
1:DILILIT HUTANG
2:SELALU KALAH DALAM BERMAIN TOGEL
3:BUTUH MODAL DALAM BUKA USAHA
4:PENGLARIS USAHA
5:BARANG BERHARGA ANDA SUDAH HABIS
BUAT JUDI TOGEL
ANDA SUDAH KEMANA MANA TAPI TIDAK MENDAPATKAN SOLUSINYA
Jangan Anda Putus Asa...Karna anda sudah berada di kata kata yang sangat tepat,
Kami akan membantu anda dengan angka ritual kami...
Anda cukup mengganti biaya ritual angka Nya saja
Jika Anda Menbutuhkan Angka Ghoib Hasil Ritual Dari "KI JOYO WIJOYO"
2D,3D,4D Dijamin Tembus 100% Silahkan Hub :
KI JOYO WIJOYO DI;0823-2221-4909
Tapi ingat setelah anda succes dengan angka ritual kami..sisikan sedikit buat orang yang membutuhkan nya…!!!
Dan Untuk Bisa Mendapatkan semua Angka kami silahkan Anda klik di bawah ini
>>WWW.HARIANTOGELSINGAPORE-4D.COM<<
jika andah ingin menjadi member silahkan
Call / sms : 0823-2221-4909 terimah kasih...........?
angka GHOIB: singapur
angka GHOIB: hongkong
angka GHOIB; malaysia
angka GHOIB; toto magnum 4d
angka GHOIB; laos
Post a Comment