Sunday, July 06, 2008




Ilalang di Spice Fest

---Anwar Holid


Ilalang dan teman-teman dari Jendela Ide-Sabuga tampil jadi pembuka acara Spice Fest di Gedung Sate, 5 Juli 08. Dia main jembe dengan kawan-kawan sebayanya---anak-anak berumur sekitar 6-8 tahun, diiringi kawan-kawan mereka yang lebih besar. Bintang jadi pengendali irama musik perkusi yang mereka mainkan dengan gemuruh, menyentak, dinamik, dan gembira, ditambah tarian gerakan lucu-lucu. Dia main di balik set drum. Alia dan Jilly---dua pemain jembe perempuan yang bergerak, melonjak, dan menabuh sambil tersenyum dan ekspresif---mungkin jadi pemain yang paling enak dilihat. Tubuh mereka lentur bergerak dengan kompak. Melihat anak-anak dan remaja main musik dengan semangat seperti itu rasanya meyakinkan aku bahwa ada kala mereka bisa menikmati hidup dengan gembira dan maksimal, belum bertemu kesukaran hidup.

Aku dan Ilalang datang kepagian di acara itu. Pagi amat cerah, matahari bersinar kuat, hangat, namun segera mudah bikin panas. Persis di lapangan depan Gedung Sate, ibu-ibu masih senam kesehatan, sambil diperingati oleh instruktur, "Konsentrasi, konsentrasi... jangan pedulikan sekitar ibu" karena di sekelilingnya suasana sudah gaduh oleh persiapan Spice Fest. Rombongan komunitas Hong latihan tari-tarian untuk mengiringi pemilik hajatan keliling lokasi. Sementara anak-anak Jendela Ide melakukan gladi resik malam sebelumnya, dalam sergapan angin malam yang dingin.

Kami baru ketemu dengan Riksa, Jilly dan ibunya. Rombongan Jendela Ide belum datang dari Sabuga. Aku duduk di kursi yang tersedia, menghadap panggung. Demi ingin menghadirkan kesan spice (bumbu, rempah-rempah), panitia sampai rela menaruh beberapa pohon pisang utuh, langsung dicabut dari tanah, lengkap dengan pisang dan jantung yang masih mentah. Aduh, sayang banget. Rasanya aneh melihat pisang berdiri di atas aspal, daunnya melambai-lambai diterpa angin yang sering bergerak kencang. Aku ketawa. Segitunya. Begitu juga jagung-jagung mentah, diambil utuh dengan batang dan daunnya, ditaruh di setiap stand jadi hiasan. Aku yakin jagung dan pisang itu belum bisa direbus agar bisa dimakan. Pisang itu mungkin masih bisa dikembalikan ke tanah, tapi jagung itu pasti dibuang sehabis acara.

Spice Fest rupanya hajatan paduan antara wisata kuliner, sayur-mayur, pertanian, kerajinan, tanaman obat, oleh-oleh Bandung, juga tekstil, perikanan, dan wisata situs bersejarah Bandung. Penyelenggaranya KUKMI (Kerukunan Usaha Kecil & Menengah Indonesia), yang kini ketuanya Tetty Kadi, mantan diva jaman baheula. Acara ini menarik, apalagi kalau mau belanja banyak. Segala ada. Termasuk musik---yang di acara ini dinamai "Spice Jazz."

Ini untuk kedua kali Ilalang manggung dengan anak-anak Jendela Ide. Yang pertama ialah di Modjembe Stomp the Ground, di Sabuga, 1-2 bulan lalu. Dia sudah beberapa bulan ikut main perkusi di sana, dan mungkin cukup menikmati suasananya. Dia bisa main jembe dengan nada yang menurutku enak didengar. Tampaknya dia semangat. Musik perkusi yang dimainkan Jendela Ide memang mudah mengingatkanku pada kelompok Stomp---yang dulu aku saksikan videonya. Tapi ada yang unik dari Jendela Ide, yaitu mereka memasukkan rampak kendang Sunda---yang tentu saja tak ada di sana.

Aku lama sekali nggak pernah menginjakkan kaki ke Gedung Sate lagi. Dulu, waktu zaman penataran P4, karena sma-ku di belakang Gedung Sate (SMA 20), kami mengawali penataran di Gedung Sate. Sampai masuk TVRI segala. :) Sekarang aku masuk ke sini untuk menemani anak main, bareng istri dan si bungsu Shanti. Awalnya aku kira pembukaan acara ini akan diresmikan oleh gubernur Jawa Barat baru Ahmad Heryawan dan wakilnya, Dede Yusuf. Ternyata dibuka oleh kepala Dinas Pariwisata Jabar, Lex Laksamana (?). Mungkin menarik lihat gubernur dan wakilnya yang baru. Kan baru menang pilkada. Tapi dengar-dengar dari obrolan orang sebelah, Dede Yusuf katanya lagi ke Kalimantan, ketemu dengan warga Jawa Barat di sana.

Aku nggak beli apa pun di acara ini. Rasanya aku masih kenyang sarapan sop Ubing. Dia kemarin bikin sop dan semur ayam dengan bumbu cabe yang sangat kental. Ilalang minta dibelikan senjata tradisional dari buluh bambu kecil, Shanti lari kian kemari dan mudah rewel. Tapi bisa anteng kalau main tanah. Jadi aku biarkan dia keliaran di lapangan dan taman Gedung Sate yang asri dan penuh bunga. Ialalang juga minta dibelikan tutut, keong sawah. Ini kali pertama dia makan tutut. Dia kerepotan mencerucup isi tutut dari cangkangnya, sampai bumbu dan kuah berceceran di kaos pentasnya. Akhirnya ditusuki pakai biting. Shanti mula-mula suka aku suapi tutut; tapi lama-lama dia menolak. Mungkin baru sadar agak jijik dengan daging tutut yang panjang kayak cacing. Ubing beli benang rajut dan jarumnya (dari kayu, yang ternyata segede telunjuk.) Dia pengen bikin sweater rajutan. Ini untuk kedua kali dia beli benang rajut. Yang pertama dia beli di Reading Lights. Dia beli dua bungkus stroberi, buah favorit Shanti. Mereka makan buah itu lahap, sementara aku menghabiskan tutut. Ubing juga beli jamur crispy yang enak dari sini, ditambah risoles jagung, yang menurutku rasanya mirip ragout. Kami makan tutut ditemani Imelda Astri Rosalin trio main jazz di panggung. Mereka bawakan Solar (Miles Davis) dan lagu jazz yang panjang-panjang. Aku ketawa. Aneh rasanya menyantap makanan yang amat tradisional, bahkan mungkin primitif, ditemani lagu dari peradaban yang amat jauh bernama Amerika.

Siang itu kami menghabiskan waktu di Spice Fest, Gedung Sate yang cerah dalam suasana gembira. Pulang-pulang kami kecapean, habis mampir dulu di sana-sini. Syukur untuk hari yang menyenangkan.[]2:25 06/07/08

Anwar Holid, aka Wartax
ngeblog @ http://halamanganjil.blogspot.com/
Foto oleh Wartax; Ilalang pakai topi tanduk. Dua gadis paling kiri ialah Aliya dan Jilly.

5 comments:

catatan salwangga said...

wah, seru juga ceritanya.

berasa aku menjadi kecil lagi.

salam kenal,
tripomo

Anwar Holid said...

Makasih!

Salam kenal juga. Foto kamu lucu. :)

Nanti aku lihat blog kamu.

Wasalam,

Wartax

My Life & My Pattiro said...

Akhirnya ketemu juga tempat koleksi tulisanmu, bertahun2 aku kehilangan jejak, mbaca http:wartax.blogspot.com cuma itu2 aja.
Kunjungi: http://gajahgemblong.co.cc

Anwar Holid said...

Andy, makasih masih baca tulisanku. Nanti aku masukkan link-link blog kamu secepatnya.

Salam buat teman Pattiro, semuanya!

Wasalam,

Wartax

Anonymous said...

[color=#336699]Музыкальный ансамбль [url=http://dejavu-group.ru/about_us.php]Dejavu-group[/url] - это коллектив заслуженных вокалистов и музыкантов.
[url=http://dejavu-group.ru/index.php]Deja Vu[/url]- лидер в области музыкального оформления праздников, дней рождения, шоу-программ, копроративов, торжеств и дней рождения.
В репертуаре музыкальной группы Дежа вю более 3000 песен.
Живая музыка. Диско, хиты 70-80-90-х, джаз, ретро, шансон, современная музыка, европейские хиты, фоновая музыка, поп .
Группа Дежа вю обладает мощной качественной аппаратурой, которая позволяет заполнить приятным и плотным уху звуком как небольшое помещение (фуршет), так и большое помещение (корпоратив до 1 тыс. человек).

Андрей +7 910 483 8294 [/color]