Monday, December 06, 2010


[Review Album]
Sifat Bunglon dalam Diri Norah Jones

...Featuring Norah Jones
Musisi: Norah Jones (album kompilasi)
Durasi: 83 menit (19 track)
Rekaman: 2001-2010
Rilis: November 2010
Label: Blue Note
Genre: Jazz, pop, pop country, alternative rock
Rating: ***

Apa Norah Jones sudah baikan lagi dengan Lee Alexander hingga album kompilasi ini dirilis? Lee Alexander ialah pemain bass sekaligus produser yang menemani perjalanan karir musik Norah Jones sejak awal. Dia memimpin The Handsome Band, band yang dulu setia mendukung dan menemani Norah tampil di setiap tur. Lebih dari itu, Norah Jones dan Lee Alexander ialah sepasang kekasih sekaligus kawan kerja, sebelum akhirnya mereka pisah ketika Norah Jones merilis The Fall tahun 2009.

Apa kaitan hubungan personal dua orang ini dengan kompilasi ini? Album ini mengumpulkan nyaris semua proyek Norah Jones dengan musisi lain, sejak awal karir di awal tahun 2000-an hingga 2010. Ini artinya minimal di empat track, minimal secara virtual Norah harus bersanding lagi dengan Lee. Track pembuka pun berjudul "Love Me" yang mereka bawakan ketika sama-sama mendirikan The Little Willies di awal karir. Lantas "Loretta" (bareng The Handsome Band), "Creepin' in" (karena diambil dari album Feels Like Home yang di situ Lee berperan besar), bahkan ketika berduet amat mesra dengan M. Ward menyanyikan "Blue Bayou", itu pun dilakukan ketika bersama The Handsome Band konser di kota Austin, Amerika Serikat, dengan Ward sebagai musisi pembuka.

Kalau Anda telah mengikuti setiap proyek sampingan Norah Jones dengan musisi lain, album ini mungkin terasa kurang mengejutkan, meski tentu menyenangkan dan memuaskan selera fanatik karena sengaja mengumpulkan hampir semua proyek sempalan selain sebagai penyanyi solo. Memudahkan kita menyimak secara utuh. Dari album ini akan terasa betapa Norah Jones sangat adaptif, memberi energi positif, dan berusaha selalu tampil istimewa di setiap proyek yang melibatkan dirinya. Rentang musik dalam kompilasi berdurasi panjang ini lebar dan beragam sekali.

Norah terkenal berkat kekhasan musik, cara berdendang, dan permainan piano. Di kompilasi ini ketiga unsur tersebut menonjol dengan manis, baik saat jadi lead vocalist maupun ketika harus berduet dengan orang lain. Kehadiran Norah senantiasa berpengaruh baik dan perannya seakan-akan selalu memberi nilai lebih pada sebuah komposisi. Terlebih-lebih dalam lagu balada yang menuntut nafas panjang demi mengeluarkan energi lebih untuk mencapai nada tinggi, kemampuannya akan muncul secara maksimal.

Dia bisa muncul murni membawakan jazz murni bareng Ray Charles, Herbie Hancock, Dirty Dozen Brass Band, Charlie Hunter, juga Willie Nelson; memadukan dengan country bareng Sasha Dobson dan Dolly Parton; melantunkan lagu pop bersama M. Ward, Belle & Sebastian, Sean Bones; hip-hop dengan OutKast, Q-Tip, Talib Kweli, Wyclef Jean; juga merambah genre alternatif-manis bersama Foo Fighters, Ryan Adams, juga El Madmo---trio pseudo punk yang dibentuk Norah entah setelah kesambet apa. Di El Madmo Norah mencampakkan piano, mengganti nama, menyamar dengan mengenakan stocking jaring, rok mini, memakai wig blonde, bermakeup topeng, mengubah dirinya jadi lead guitarist sekaligus berani nyanyi dengan menggeram. Dari band ini dipilih "The Best Part", lagu bertempo lambat bernada repetitif-monoton, biar penggemar utama Norah tahu bahwa penyamarannya terbongkar meski berusaha keras menyembunyikan jati diri.

"Jelas sangat menggairahkan, menyenangkan, dan membuat tersanjung bila diminta bernyanyi dengan seseorang yang aku kagumi," kata Norah tentang album ini. "Bekerja dengan musisi lain memang sedikit menarik kamu ke luar dari zona nyaman. Kita mungkin cuma bisa meraba-raba apa yang bakal bisa diharapkan dari sana. Rasanya seperti jadi bocah yang sedang asyik main-main."

Di album ini kita akan menyaksikan Norah Jones berperan sebagai bunglon yang menunjukkan minat tinggi pada berbagai jenis musik dan bahkan mungkin memang sengaja ingin menghindarkan dirinya dari cap sempit terhadap genre tertentu. Hanya saja untuk tujuan komersil dan keterbatasan media, eksperimen musiknya yang sangat ajaib---misal dengan Mike Patton atau Anoushka Shankar---diabaikan dari daftar. Dia leluasa bekerja sama baik dengan musisi veteran, seumuran, maupun junior.

Karena campur aduk dari berbagai sumber, susunan daftar tracknya juga terasa makin pas. Di awal-awal kita mendengar lagu smooth jazz dengan nuansa main-main dan menghibur yang pasti bakal segera disukai para penggemar berat Norah. Di tengah album hadir musik hip-hop, alternatif, dan pop dengan kadar cukup besar, dan di akhir bagian kembali hadir lagu-lagu manis. Durasi yang sangat panjang seperti sengaja menjadi persembahan atau usaha memanjakan agar pendengar betah berlama-lama menyimak penyanyi favoritnya.

Kalau toh album ini dirilis semata-mata untuk keperluan komersil dan bukan untuk rekonsiliasi, kita masih bisa berharap bahwa di masa depan Norah Jones bisa bekerja sama dengan siapa saja, selama proyek itu menarik dan berhasil, meski untuk keperluan jangka pendek sekalipun. Sebab untuk mampu mengeluarkan album utuh memang butuh dukungan musisi dengan chemistry yang kuat, biar hasilnya lebih dari sekadar featuring.[]

Anwar Holid, penulis buku Keep Your Hand Moving (GPU, 2010). Bekerja sebagai editor, penulis, dan publisis.

KONTAK: wartax@yahoo.com | http://halamanganjil.blogspot.com

Copyright © 2010 oleh Anwar Holid