Sunday, May 19, 2013


Rosda: Contoh bagi Penerbitan Indonesia
--Anwar Holid

"Saya bangga pada Rosda. Karena itu banggalah pada Rosda, karena pemimpinnya adalah seorang tokoh penerbitan Indonesia," kata senior Ikapi (Ikatan Penerbit Indonesia) Setia Darma Madjid memberi kesaksian di syukuran dan ulang tahun ke 52 penerbit Remaja Rosdakarya, gedung Wahana Bakti Pos, Bandung pada 18 Mei 2013. Setia Darma merujuk pada Rozali Usman, pendiri Rosda, yang pernah menjadi Ketua Ikapi Pusat selama dua periode. Rozali Usman mendirikan Rosda pada 15 Mei 1961. Dalam ucapan selamatnya, Ketua Ikapi Pusat Lucya Andam Dewi menegaskan, "Rosda menjadi contoh untuk usaha sejenis di Indonesia."

Hari itu juga menandai kesiapan penerbit Rosda memasuki zaman digital. Rosda meluncurkan e-Rosda, layanan toko buku dan penerbitan digital (ebook store mobile apps). E-Rosda memungkinkan penerbit ini menjangkau siapapun yang terkoneksi, menerbitkan lebih banyak buku, termasuk buku yang sudah tidak terbit, dan memberi peluang kerja sama lebih besar kepada penulis dan penerbit lain yang mau menjual maupun mendistribusikan bukunya secara digital.


Wakil Direktur Utama Rosda Rosidayati Rozalina tampak antusias dengan langkah itu. Rosda menggandeng Techbator untuk memastikan keamanan, keterjangkauan, dan kemudahan layanan e-Rosda. Platformnya disesuaikan dengan kondisi teknologi dan ketersediaan gadget di Indonesia. "Kami berkomitmen melindungi penerbit, penulis, dan industrinya," kata Erlan Primansyah dari Techbator. Layanan ini diharapkan bisa menumbuhkan ekosistem industri buku berbasis teknologi terdepan. "Industri buku adalah tulang punggung perkembangan dan kemajuan bangsa Indonesia."

Berawal dari buku pelajaran dan sekolah, penerbit Rosda menonjol di pangsa pasar buku pendidikan dan perguruan tinggi, terutama komunikasi, agama Islam, bahasa, dan sosial-politik. Dengan mayoritas bukunya ditulis oleh para guru besar, dosen, dan pakar di bidangnya, kalangan dunia akademik dan pendidik merupakan pelanggan utama buku Rosda, begitu juga mahasiwa. Mahasiswa merupakan pengguna Internet yang aktif, akrab dengan gadget, tapi sukanya belanja dengan harga murah.

Layanan e-Rosda memungkinkan pelanggan bisa membeli buku per bab, diupdate bila naskah direvisi penerbit, bahkan kalau mau menyewa isinya. Langkah ini dianggap sebagai solusi segar menghadapi pembajakan. Ada puluhan judul buku Rosda dibajak dan bersama sejumlah penerbit lain hingga kini kesulitan menyetop kejahatan tersebut karena terhalang kompleksitas masalahnya.

Lewat berbagai tanggapannya, sejumlah penulis yang langgeng bekerja sama dengan Rosda mengamini dan mendukung langkah baru Rosda tersebut. Bung Smas, penulis novel anak-anak kawakan, mengungkapkan punya banyak kisah dan mendalam dengan Rosda, sampai susah disebut satu per satu. "Rosda adalah tempat saya bekerja sama paling lama dengan sebuah penerbit," katanya. Bahrudin Supardi, penulis buku biografi dan cerita anak-anak, menilai e-Rosda merupakan solusi praktis untuk mengembalikan minat baca generasi muda.[]


Anwar Holid bekerja sebagai editor, penulis, juga publisis.

Link terkait:
www.rosda.co.id
www.twitter.com/remajarosdakarya

No comments: