Sunday, April 25, 2010


[BUKU INCARAN]

Cerita, Mantra, Diaspora
---Anwar Holid

Pada Kamis sore, 22 April 2010 saya datang ke acara Kamisan FLP Bandung di halaman Masjid Salman ITB yang akan membicarakan Mantra Maira (Jalasutra, 2010, 132 hal.) karya Sofie Dewayani. Saya berharap kawan-kawan FLP sudah baca buku itu, atau sebagian dari karya Sofie, karena karyanya bisa digoogling atau sudah tersedia di sriti.com, dan Sofie juga punya blog di multiply. Tapi rupanya mereka yang berkumpul di awal pertemuan belum ada yang baca karya dia. Ini membuat saya jadi kesulitan mau menelisik beberapa topik yang muncul setelah baca buku tersebut.

Di awal pertemuan, mula-mula sudah ada sekitar 20 orang berkumpul, dan terus berdatangan sampai menjelang magrib peserta bertambah lebih dari separo. Salah satunya ialah Wildan Nugraha. Dia sempat menulis esai tentang cerpen dan Facebook yang jadi subjek dalam cerpen Bangku Belakang karya Sofie, yang juga masuk dalam Mantra Maira. Dia bilang Bangku Belakang merupakan contoh cerpen yang mampu merespons fenomena sosial-kontemporer dengan pas dan halus.

Berisi sebelas cerpen, Mantra Maira ialah buku yang mungil, tipis, dan serius. Saking tipis, kalau mau kita bisa menamatkan buku ini hanya dalam beberapa jam. Meski begitu, subjek cerpen Sofie rata-rata serius, dengan bentuk khas sastra koran Indonesia, yaitu pendek-pendek. Kesan serius tampak dari cara penyajian bukunya. Faruk HT memberi kata pengantar dengan topik 'sastra pasca-aksara' dengan pendekatan Saussurean, sementara sang penulis juga mengawali bukunya dengan esai mengenai hubungan aksara dan manusia memanfaatkan pemikiran Jack Goody, Walter J. Ong, Shirley Brice Heath.

Faruk dan Sofie sama-sama mengusung topik literasi---yang secara tersirat sepakat mereka anggap merupakan budaya manusia yang lebih unggul dan reflektif dibandingkan lisan. Keseriusan tambah menghebat manakala sebelas cerpen itu dibagi tiga dengan komposisi 4-4-3 menggunakan judul ala makalah ilmiah, yaitu 'teks dan internalisasi individual,' 'modernitas dan identitas,' dan 'kelas dan literasi.' Apa masing-masing cerpen ini benar-benar berbeda satu sama lain, sehingga perlu dengan tegas dipisah? Subjek tentang individu pasti mudah terkait dengan identitas, dan teks pasti mudah menyerempet ke soal literasi.

Pertanyaan utama saya atas buku ini: apakah 'sastra pasca-aksara' itu?

Mayoritas cerpen dalam Mantra Maira berisi tentang diaspora orang Indonesia di Amerika Serikat. Ini mungkin akan mengingatkan orang pada Seribu Kunang-Kunang di Manhattan (Umar Kayam) atau Orang-Orang Bloomington (Budi Darma). Kadar diaspora dalam buku ini berlapis dengan tema keperempuanan yang sangat kuat, dan itu membuat saya berani melabeli buku ini sebagai salah satu contoh ecriture feminine alias tulisan perempuan.

Budi Darma, salah seorang legenda hidup sastra Indonesia, menyatakan buku ini "menarik berkat kewajarannya mempergunakan nuansa-nuansa wanita, melalui pilihan kata yang biasa dipergunakan wanita, gaya bahasa khas wanita, dan permasalahan yang dihadapi oleh wanita."

Karena para hadirin belum pada baca Mantra Maira, saya jadi bersemangat menyarankan agar kawan-kawan membaca buku ini, apa lagi buku ini cukup murah, hanya Rp.20.000. Lagian, Sofie Dewayani bersimpati pada gerakan FLP. Dia pernah bicara pada Silaturahim Nasional FLP 2008. 

Seorang peserta malah bertanya pada saya, "Karena mas terkenal rewel sama buku, bagaimana kualitas editing buku ini?" Jujur saja, untuk buku setipis ini, mestinya editing bisa sempurna. Tapi buku ini masih mengandung salah tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan pemenggalan kata.

Sofie Dewayani dulu kuliah di Jurusan Teknik Lingkungan ITB, tapi konon kini dia memutuskan menanggalkan semua yang dipelajarinya di sana dan beralih ke sastra dan humaniora. Dia sekarang tengah mengambil program doktoral di University of Illinois, Amerika Serikat. Buku dia sebelumnya ialah Rumah Cinta Kelana (2002).[]

Anwar Holid bekerja sebagai editor, penulis, dan publisis. Blogger @  http://halamanganjil.blogspot.com.

KONTAK: wartax@yahoo.com | HP: 085721511193 | Panorama II No. 26 B Bandung 40141.

Tag: Seharusnya kamu merasa beruntung karena terganggu oleh bacaan. (Hal. 42).

Sofie Dewayani ikutan Facebook, bertemanlah dengan dia.

Situs terkait:
http://dialogkecil.multiply.com --> blog Sofie Dewayani
http://www.jalasutra.com

No comments: